MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Debat kedua Calon Gubernur dan Calon wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan berlangsung di Hotel Claro, Jl. AP Pettarani, (Minggu, 10/11/24). Sesaat jelang acara debat, terjadi kericuhan antar simpatisan kedua pasangan calon.
Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Kordinasi (Badko) Sulawesi Selatan dan Barat, Muhammad Amri menilai Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan gagal dalam menjalankan fungsi pengamanan.
"Kericuhan yang terjadi di sekitar tempat acara debat paslon menunjukkan bahwa pihak Polda Sulsel telah gagal dalam memetakan potensi konflik di Pilkada 2024, padahal ini baru acara debat," ujar Amri.
Terjadinya bentrok antar pendukung paslon 01 dan 02 dinilai ditengarai tidak becusnya langkah preventif oleh pihak pengamanan.
"Dilihat dari fakta lapangan bahwa adanya pendukung paslon yang membawa sajam menandakan tidak adanya sikap serius dalam untuk meciptakan pilkada yang aman dan damai," jelas Amri.
Amri menilai, Polda Sulsel harus segera berbenah. Sebab kejadian tersebut tentu akan menjadi catatan gagalnya pihak kepolisian dalam menciptkan pilkada yang kondusif.
"Ini yang kedua setelah kericuhan pada debat pertama. Polda sulsel harusnya paham bagaimana memetakan potensi konflik dalam pilkada. Sekali lagi ini baru debat, belum pemungutan suara. Harusnya langkah pengamanan dilakukan dengan matang", tegas Amri.
Editor : Arham Hamid
Artikel Terkait