Kodim Maros Bongkar Penimbunan 7 Ton Solar Subsidi untuk Industri di Morowali
MAROS, iNewsCelebes.id - Kodim 1422/Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap praktik penimbunan 7 ton solar bersubsidi yang rencananya akan dikirim ke Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk kebutuhan industri. Informasi awal terungkap setelah Unit Intel menerima laporan dari warga.
Dandim 1422/Maros, Letkol Arm Agung Yuhono, mengatakan laporan itu masuk pada Minggu (16/11). Begitu diterima, personel intel langsung diarahkan melakukan pengecekan ke titik yang dilaporkan di wilayah Bontoa.
“Sertu Angga turun pertama kali ke lokasi. Dari hasil pengecekan, ditemukan adanya sekitar 7 ton solar bersubsidi yang ditimbun. Berdasarkan keterangan awal, solar ini akan dikirim ke Morowali untuk keperluan industri, padahal semestinya mereka memakai solar industri, bukan solar bersubsidi,” kata Agung kepada wartawan, Senin (17/11/2025).
Setelah temuan awal, Sertu Angga langsung melapor ke komandan unit. Pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menurunkan personel tambahan.
“Saat dicek kembali, ditemukan kembali barang bukti berupa alat penyedot dan satu unit mobil yang disiapkan untuk pengiriman ke Morowali,” ujar Agung.
Agung menegaskan bahwa pihaknya tidak menemukan indikasi keterlibatan anggota Kodim Maros maupun personel TNI lain di wilayah tersebut.
“Kami tegaskan tidak ada anggota TNI yang turut dalam aktivitas ilegal ini. Bila ada, tentu akan kami serahkan ke Polisi Militer. Karena para pelakunya adalah masyarakat sipil, kami limpahkan penanganannya ke Polres Maros,” jelasnya.
Hasil koordinasi dengan Polres Maros menyebutkan terdapat empat pelaku dalam jaringan ini, dengan tugas berbeda-beda, mulai dari pengiriman hingga koordinator lapangan.
“Ada yang bertugas mengatur pengiriman, ada koordinator lapangan, dan ada juga yang mengurus teknisnya. Memang ada oknum LSM yang terlibat,” ungkap Dandim.
Dari pemeriksaan sementara, para pelaku disebut telah beroperasi kurang lebih satu bulan. Mereka mendapatkan solar dari SPBU di wilayah Maros menggunakan barcode resmi, sehingga aktivitas mereka tampak sah di mata petugas SPBU.
“Modusnya menggunakan barcode resmi, sehingga seolah-olah pembelian dilakukan sebagaimana mestinya,” jelasnya
Editor : Muhammad Nur