Wanita Hamil di Bulukumba Beberkan KDRT Suaminya: Saya Diseret dan Ditendang

BULUKUMBA, iNewsCelebes.id – Seorang wanita berinisial SY (25) mengaku dianiaya oleh suaminya sendiri, AR (24), hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh saat tengah hamil sekitar lima bulan. Penganiayaan itu terjadi di rumah mertua mereka di Sarajoko, Balasaraja, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.

Peristiwa bermula saat SY sedang bermain game di kamar. Suaminya ikut menonton ketika tiba-tiba masuk pesan WhatsApp dari teman SY yang membahas soal iCloud HP. AR disebut langsung cemburu dan keluar kamar dalam kondisi marah.

“Saya kira marah karena saya tidak pinjamkan HP. Dia banting pintu, jadi saya kemas barang saya karena itu rumahnya. Dia keluar kamar marah-marah tapi saya diam. Dia lempar barang saya dan ludahi wajah saya,” kata SY saat, Selasa (25/11/2025).

SY mengaku sempat melempar terminal kecil ke arah suaminya. AR kemudian meminta uang Rp500 ribu kepada SY.

“Dia minta uangnya lima ratus ribu. Saya bilang saya masih istrinya, jadi saya tendang tapi tidak seberapa sakit. Dia balas sampai saya jatuh dan ditendang berkali-kali,” ujarnya.

SY yang berusaha kabur ke pintu kemudian ditarik rambutnya hingga terjatuh. “Dia seret saya, sakit sekali karena saya lagi hamil.”

Seorang tetangga sempat mengetuk pintu karena mendengar teriakan SY. Namun AR disebut menahan tetangga itu untuk masuk.

“Tetangga mau menolong, tapi dia bilang tidak apa-apa, jadi pergi itu orang,” kata SY.

SY mengaku penganiayaan berlangsung lebih dari satu jam. Dia mengaku diseret, diinjak, ditendang, dijambak, hingga dicambuk menggunakan sarung.

“Saya telepon keluarga minta dijemput karena sudah tidak bisa jalan, dan dia kabur,” ungkapnya.

Akibat kejadian itu, SY mengalami luka di paha, lutut, betis, lengan, dan bahu. Ia telah melapor ke Polres Bulukumba pada Kamis (20/11).

Kasat Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Muhammad Ali, membenarkan laporan tersebut. Pihaknya telah memeriksa korban dan sejumlah saksi.

“Benar, korban sudah melapor. Ini masih mau digelar dulu,” ujar Muhammad Ali.

Editor : Muhammad Nur