Dengan adanya penggantian tersebut, Presiden Direktur PT Vales Indonesia Febriany Eddy berharap komitmen operasional perseroan yang mengedepankan aspek keberlanjutan tetap terjaga,
Dia mengatakan, perseroan mengalami tantangan baru di dunia pertambangan mineral, dengan meningkatnya kebutuhan akan nikel, khususnya dalam menyongsong era kendaraan elektrik
"Tantangan tersebut adalah menghadirkan nikel dari sumber yang bersih untuk menjawab transformasi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan yang tidak menimbulkan polusi dan mengganggu keseimbangan lingkungan," jelas Febriany.
Menurut Febriany, perusahaan tambang nikel yang beroperas di tiga provinsi di Sulawesi ini yakni Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Sulawesi Tengah (Sulteng) ini menghadapi tantangan ekspansi di dua lokasi kontrak karya, yakni di Blok Bahodopi (Sulteng), dan Blok Pomalaa (Sultra).
Di Blok Bahodopi Vale menggandeng dua mitranya dari Cina yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai
untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulteng. Fasilitas ini akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73 ribu metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Editor : Nur Farida
Artikel Terkait