BANDUNG, iNewsCelebes.id - Pendidikan tak hanya tentang mengisi kepala dengan fakta dan angka. Hal yang sering terlupakan adalah emosi yang turut memainkan peran penting dalam keberhasilan siswa. Mengapa mengabaikan aspek ini ketika emosi dapat menjadi kunci untuk membuka potensi siswa? Apasih emosi itu? Emosi merupakan perasaan psikologis internal yang sangat kompleks yang secara langsung mengubah suasana hati kita, tetapi juga dapat memengaruhi pikiran, perilaku, dan tingkah laku kita. Beberapa emosi yang umum adalah kesedihan, kemarahan, kebahagiaan, atau kepuasan.
Perkembangan Emosi Pada Siswa Terbagi Menjadi 3 Fase :
1. Perkembangan emosi peserta didik usia pra sekolah. Perkembangan emosi di masa kanak-kanak awal dimulai dengan munculnya emosi evaluatif yang disadari rasa malu, bangga, dan rasa bersalah, dimana kemunculan emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka.
2. Perkembangan emosi peserta didik usia sekolah dasar. Karakteristik utama perkembangan emosi siswa sekolah dasar ditandai dengan siswa sudah memahami kaidah dan aturan yang berada dilingkungan. Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi siswa sekolah dasar yaitu keadaan siswa, faktor belajar, konflik perkembangan dan lingkungan keluarga.
3. Perkembangan emosi peserta didik usia remaja. Remaja identik dengan emosi yang mudah meledak-ledak dan kurang bisa terkendali. Meningginya emosi pada masa remaja disebabkan oleh perubahan fisik dan kelenjar, dan juga faktor sosial yaitu dari keadaan sosial yang mengelilingi remaja sehingga remaja berada di bawah tekanan sosial dan dihadapkan pada kondisi baru.
Sebagai Seorang Pengajar Ada Beberapa Cara Untuk Mengenali Emosi Siswa
1. Komunikasi Terbuka Dan Empati
Menjadi pendengar aktif dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berbicara secara terbuka tentang perasaannya tanpa merasa takut untuk di hakimi, menjadi pendengar yang baik dan berkomunikasi dengan menunjukkan kepedulian dan pengertian terhadap perasaan siswa, dengan cara ini mereka merasa didengar dan diterima
2. Pemantauan Dan Pengamatan
Sebagai pengajar kita juga harus memperhatikan perubahan dalan perilaku siswa, seperti penurunan konsentrasi atau interaksi sosial yang berubah karena ini bisa menjadi salah satu tanda adanya perubahan emosiaonal dan perhatikan bagaimanasiswa bereaksi terhadap situasi tertentu, baik berupa kecemasan, kegembiraan atau frustsi karena ini bisa menjadi petunjuk tentang emosi yang mereka alami
3. Keterlibatan Dalam Aktivitas Kreatif Dan Refleksi
Siswa diberikan kesempatan untuk mengekspresikan dirinya melalui tulisan, seni, dan aktivitas kreatif lainnya. dengan cara ini siswa dapat mengenali potensi dan mengelola emosi mereka.selain dengan mengekspresikan diri melalui aktivitas dan karya siswa juga diajak sharing, diskusi kelompok dan seorang pengajar bisa mengenali siswa dengan cara melihat bagaimana mereka merespon situasi tertentu.
4. Membangun Koneksi Dengan Siswa.
Membangun hubungan yang positif dengan siswa. Ini membantu mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi perasaan mereka dan membuka diri terhadap pembelajaran. dan menunjukkan kepercayaan, dan dukungan terhadap siswa. Ini bisa membantu mereka merasa lebih aman untuk mengekspresikan diri.
5. Pendidikan Emosional
Sertakan pendidikan emosional dalam kurikulum. Ini bisa mencakup pembelajaran tentang pengenalan emosi, strategi pengelolaan emosi, dan keterampilan sosial. Pendidikan emosional memiliki manfaat yang signifikan ketika dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Beberapa manfaat utamanya termasuk:
a. Pengembangan Keterampilan Emosional
Pendidikan emosional membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Mereka belajar mengenali perasaan mereka sendiri, mengelola stres, meningkatkan kesabaran, serta membangun resiliensi dalam menghadapi tantangan.
b. Meningkatkan Kesejahteraan Mental dan Emosional
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang emosi, siswa lebih mampu menghadapi masalah kesehatan mental. Mereka belajar strategi untuk mengatasi kecemasan, depresi, dan masalah emosional lainnya.
c. Meningkatkan Kinerja Akademis
Pendidikan emosional tidak hanya berkaitan dengan kesejahteraan emosional, tetapi juga berdampak pada kinerja akademis. Siswa yang memiliki keterampilan emosional yang baik cenderung lebih fokus, memiliki motivasi intrinsik yang lebih tinggi, dan mampu menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.
d. Membangun Hubungan Sosial yang Sehat
Keterampilan sosial dan emosional yang diperoleh dari pendidikan emosional membantu siswa membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya, guru, dan lingkungan sekitarnya. Mereka belajar tentang empati, kerjasama, dan komunikasi yang efektif.
e. Mengurangi Perilaku Negatif
Pendidikan emosional dapat membantu mengurangi perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain, seperti pelecehan, intimidasi, dan perilaku agresif. Siswa belajar mengelola emosi negatif sehingga lebih mampu berinteraksi secara positif.
f. Persiapan untuk Dunia Kerja
Keterampilan emosional seperti kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik sangat penting dalam lingkungan kerja. Pendidikan emosional membekali siswa dengan keterampilan ini untuk masa depan mereka.
Pendidikan emosional memainkan peran krusial dalam membentuk individu yang seimbang secara emosional, sosial, dan akademis. Ketika dimasukkan ke dalam kurikulum, hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa secara pribadi, tetapi juga berdampak pada masyarakat secara keseluruhan dengan menciptakan individu yang lebih sadar emosi, berempati, dan mampu mengelola hubungan secara positif.
Mengenali emosi siswa memerlukan ketelitian, kepekaan, dan kesabaran. Ini adalah langkah awal yang penting dalam membantu siswa mengelola emosi mereka dengan lebih baik, sehingga mereka dapat mengaktifkan potensi mereka dengan lebih optimal.
Editor : Thamrin Hamid
Artikel Terkait