MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Program Seragam Gratis bagi siswa SD dan SMP yang dicanangkan Pemerintah Kota Makassar menuai apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan praktisi pendidikan.
Salah satunya datang dari Prof. Dr. H. Sukardi Weda, tokoh pendidikan nasional asal Sulawesi Selatan, yang menilai kebijakan ini sebagai langkah konkret dalam menciptakan kesetaraan dan keadilan di dunia pendidikan.
Dalam pernyataannya, Prof. Sukardi menyebut bahwa program ini bukan sekadar membagikan seragam, melainkan menjadi simbol kehadiran negara dalam menjamin akses pendidikan untuk semua kalangan.
"Pendidikan adalah hak setiap anak, bukan hak istimewa bagi mereka yang mampu. Program Seragam Gratis bukan hanya soal pakaian, tapi tentang memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk mengenyam pendidikan," ujar Prof. Sukardi.
Dari Desa Terpencil ke Dunia Akademik
Kisah hidup Prof. Sukardi sendiri menjadi bukti nyata pentingnya akses pendidikan yang inklusif. Terlahir dari keluarga petani di sebuah desa terpencil di Sulawesi Selatan, ia menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan hingga menjadi seorang akademisi terkemuka dengan enam gelar magister di berbagai bidang, termasuk Bahasa Inggris, Manajemen Pendidikan, Sosiologi, Manajemen Stratejik, Dakwah dan Komunikasi, serta Administrasi Publik.
Program Seragam Gratis ini merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin bersama Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, yang bertujuan meringankan beban orang tua serta meningkatkan partisipasi sekolah di jenjang pendidikan dasar.
Menurut Prof. Sukardi, kebijakan ini turut memperkuat pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, dan berpotensi menekan angka putus sekolah.
“Seragam mungkin hanya sepotong kain, tapi bagi anak yang kurang mampu, itu bisa menjadi tiket untuk meraih masa depan. Ini bentuk nyata keberpihakan kepada rakyat kecil,” tegasnya.
Lebih jauh, Prof. Sukardi mengajak seluruh pemangku kebijakan di daerah lain untuk meniru langkah Pemkot Makassar dalam menjamin hak pendidikan anak. Menurutnya, program seperti ini harus dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk membangun generasi emas Indonesia.
“Pendidikan untuk semua, tanpa kecuali,” pungkasnya.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait
