BPBD Pangkep Ungkap Faktor Tenggelamnya Kapal Rombongan Camat dan Relawan Dompet Dhuafa

Udin Syahruddin
Kepala Pelaksana BPBD Pangkep, Akbar Yunus, saat memberikan keterangan pers. Foto: Udin Syahrudin

PANGKEP, iNewsCelebes.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, mengungkap bahwa cuaca ekstrem dan beratnya muatan kapal menjadi faktor utama tenggelamnya Kapal motor layar (KLM) Fitri Jaya.

Kapal tersebut diketahui membawa rombongan camat Liukang Tupabbiring bersama relawan Dompet Dhuafa.

Kepala Pelaksana BPBD Pangkep, Akbar Yunus, mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat kapal berlayar menuju Pulau Sarappo untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

“Berdasarkan keterangan saksi, kapal berangkat sekitar setengah sembilan pagi. Kurang lebih satu jam perjalanan, cuaca tiba-tiba berubah ekstrem, angin kencang disertai ombak tinggi, sehingga nahkoda kesulitan mengendalikan kapal,” kata Akbar, Sabtu (27/12/2025).

Selain membawa 12 orang, kapal juga mengangkut material bahan bangunan, termasuk semen, yang membuat beban kapal sangat berat.

“Di dalam kapal ada material bahan bangunan. Dalam kondisi cuaca ekstrem dan muatan berat, kapal akhirnya tertarik ke bawah karena bebannya sangat tinggi,” ujarnya.

Akbar menjelaskan, saat kapal tenggelam, para penumpang berada dalam kondisi panik dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Namun, tidak semua korban mampu bertahan.

“Kemungkinan korban mengalami kepanikan luar biasa. Ada juga yang diduga tidak bisa berenang. Sementara yang selamat, sebagian mampu berenang dan kebetulan lokasi kejadian tidak terlalu jauh dari dermaga,” jelasnya.

Warga sekitar Pulau Sarappo yang melihat kejadian tersebut langsung memberikan pertolongan, sehingga sebagian penumpang berhasil diselamatkan.

“Alhamdulillah warga cepat membantu. Kalau terlambat, kemungkinan korban bisa lebih banyak,” kata Akbar.

Dalam insiden ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, yakni Camat Liukang Tupabiring Fitri Mubarak, Imran selaku Koordinator Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Sulsel, serta Darmayanti, bidan Puskesmas Pulau Sarappo.

Akbar juga menyoroti rendahnya kesadaran penggunaan pelampung keselamatan, meskipun alat tersebut tersedia di kapal.

“Pelampung sebenarnya ada, tetapi kebiasaan di lapangan pelampung tidak digunakan. Padahal terbukti, beberapa korban yang memegang pelampung bisa selamat. Ini perlu edukasi kembali,” tegasnya.

BPBD Pangkep bersama Dinas Perhubungan dan aparat kepolisian sebelumnya telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak melaut saat cuaca buruk, terutama di musim pancaroba. Namun, imbauan tersebut kerap diabaikan.

“Ini memang dilema. Di satu sisi masyarakat sudah diingatkan, tetapi di sisi lain mereka menggantungkan hidup di laut. Meski begitu, standar keselamatan pelayaran tetap wajib dipatuhi,” pungkas Akbar.

Editor : Muhammad Nur

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network