get app
inews
Aa Text
Read Next : Misteri Kematian Jessica Terungkap, Korban Tewas Diperkosa Sopir Angkot, Mayatnya Dibuang ke Jurang

Jangan Panik, Begini Perbedaan dan Penanganan Epilepsi dan Kejang Demam pada Anak

Jum'at, 05 Agustus 2022 | 20:55 WIB
header img
???????Kejang demam pada anak, merupakan kejang yang dipicu oleh demam dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang berbahaya. Foto: Shutterstock.

KEJANG demam pada anak, merupakan kejang yang dipicu oleh demam dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang berbahaya.

Berbeda dengan epilepsi merupakan kondisi yang perlu penanganan serius dimana kejang terjadi berulang tanpa dipicu oleh demam. 

Hal tersebut menjadi topik bahasan pada Webinar kesehatan yang dihelat Siloam Hospitals Makassar, Rabu (03/08/2022) lalu yang dihadiri  ratusan peserta edukasi melalui kanal Instagram, Zoommeeting dan presentasi offline di  rumah sakit yang berlokasi si jalan Metro Tanjung Bunga kav.9 Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini. 

Sebagai Pembicara dalam edukasi tersebut, dokter Spesialis Neurologi, dr Lilian Triana Limoa M.kes Sp.N(K)., mengatakan kejang demam dengan definisi singkat, yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 Celcius) dan disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar rongga tengkorak).

Apabila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, perhatikan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP ( infeksi susunan saraf pusat), atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama terjadinya demam. 

"Adapun Epilepsi atau 'ayan' merupakan kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang berulang (bangkitan/serangan berupa kejang) yang menyerang karena kerusakan atau perubahan dalam otak", tutur Lilian Triana,  Dokter Spesialis Neurologi, Konsultan Neuropediatri di awal sesi edukasi.

Disampaikan Lilian, terdapat perbedaan kejang demam dan epilepsi secara garis besar, adalah pemicunya dan bentuk bangkitan kejangnya. "Dibedakan dari durasi, tipe kejang, usia dan lain sebagainya," imbuh Lilian Triana.

Dan perbedaan kejang demam dengan epilepsi sangat banyak segi yang patut diketahui antara lain ; Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Sedangkan epilepsi cukup bervariasi.

Kondisi demam memang sering menjadi pemicu, penyebab kejang demam ekstrakranial dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya, sedangkan epilepsi penyebab dari intrakranial dan sering terdapat riwayat bangkitan kejang yang sama sebelumnya.

Penyebab kejang demam adalah ektrakranial (diluar rongga tengkorak). Adapun epilepsi dipastikan Intraktanial. Kejang demam tidak butuh riwayat sebelumnya seperti Epilepsi dengan segi durasi serta berulang. 

Mencegah Epilepsi dengan Jari Tangan dan Minum Kopi Adalah Mitos

Pada edukasi, disampaikan pula bahwa mencegah epilepsi dengan menekan jari tangan ada benarnya. "Karena ada beberapa penelitian yang sedang mengembangkan ini," ungkap Lilian Triana. Adapun mencegah epilepsi dengan kopi adalah mitos. Hal ini terungkap pada sesi tanya jawab.

Pada sesi edukasi selanjutnya akan kedua penyakit tersebut, adanya hal berbeda di sisi pengobatan yang terkadang kejang demam cukup diberikan obat penurun panas (yang berdurasi singkat) namun konsumsi obat antiepilepsi pada pasien terdiagnosa harus rutin setiap hari yang bertujuan kestabilan kadar obat pada tubuh pasien serta akan menurunkan frekuensi 'kambuh'. 

Konsultasi secara intensif dan berkelanjutan kepada dokter merupakan cara terbaik agar kejang demam pada anak dapat dihindari pun pada penangan epilepsi yang  perlu pengobatan spesifik dalam jangka waktu tertentu sesuai aturan kelompok studi epilepsi. 

 "Pahami akan kejang demam tidak selalu berujung atau menjadi epilepsi", ungkap dr Lilian Triana Limoa M.kes Sp.N(K)., 

Operasi Bagian Saraf Otak Jika Konsumsi Obat Tidak Berdampak 

dr Lilian Triana Spesialis Neurologi konsultan Neuropediatri turut menekankan, apabila dalam masa penyembuhan seorang pasien yang telah teratur meminum kombinasi beberapa obat anti bangkitan epilepsi, namun episode kejang masih sering terjadi, maka alternatif pembedahan dapat dilakukan.

 "Patut dipahami para orangtua, bahwa Epilepsi adalah kondisi yang lebih berbahaya dan akan sangat menggangu tumbuh kembang anak. Karenanya, epilepsi perlu diobati agar pasien dapat beraktivitas normal kembali, dan kerusakan otak yang lebih parah dapat dihindari,"  ungkap Lilian Triana mengingatkan. 

Di akhir sesi edukasi, Lilian Triana kembali mengingatkan, apabila anak mengalami tanda epilepsi, kejang berulang yg tidak dipicu demam, kejang demam berulang dengan durasi panjang, agar segera melakukan konsultasi.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut