Sakinah Fitrianti Resmi Pimpin PWI Pangkep, Serukan Integritas di Era Digital
PANGKEP, iNewsCelebes.id – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pangkep masa bakti 2025–2028 resmi dikukuhkan di Aula Rumah Jabatan Bupati Pangkep. Rabu (3/11/12). Sakinah Fitrianti kini resmi menahkodai PWI Pangkep.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Pangkep, Sakinah Fitrianti, mengajak seluruh jurnalis di Kabupaten Pangkep untuk bersatu dan berkolaborasi demi meningkatkan kualitas jurnalistik serta menjaga marwah profesi wartawan.
“Sebagai pilar keempat demokrasi, media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi kontrol sosial dan katalisator pembangunan. Dalam tugas mulia ini, akurasi dan integritas harus menjadi pegangan utama,” ujarnya.
Pelantikan PWI Pangkep mengangkat tema "Meneguhkan Profesionalisme Wartawan Berintegritas dalam Menangkal Misinformasi di Era Transformasi Digital". Sakinah menegaskan bahwa tema ini bukan sekadar slogan, tetapi peta jalan kerja PWI ke depan.
Ia menyebut pentingnya kemampuan fact checking sebagai fondasi integritas berita, sekaligus mengajak seluruh anggota PWI memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan.
“PWI Pangkep berkomitmen menjadi jembatan informasi yang kredibel, memastikan setiap kebijakan pemerintah tersampaikan secara akurat, berimbang, dan mudah dipahami,” tegasnya.
Sakinah juga menyoroti peran kepemimpinan perempuan dalam birokrasi daerah yang ditunjukkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pangkep sebagai representasi kepemimpinan inklusif dan membuka ruang dialog setara.
Ia menambahkan, media harus menjadi verifikator sekaligus edukator bagi masyarakat agar mampu memilah informasi dengan bijak, serta terus membangun kolaborasi dengan akademisi, organisasi masyarakat, pemuda, hingga aparat penegak hukum dalam menangkal misinformasi di daerah.
Sakinah menutup sambutannya dengan ajakan agar PWI Pangkep menjadi rumah bagi jurnalis yang independen, berintegritas, dan inovatif.
“Saya berharap sinergi pers dan pemerintah daerah makin kokoh, sehingga iklim informasi yang sehat dapat terwujud dan mendorong Pangkep makin maju. Semoga PWI Pangkep selalu menjadi organisasi yang bermartabat dan bermanfaat bagi daerah,” jelasnya.
Ketua PWI Sulsel, Agus Salim Alwi Hamu, turut memberikan sambutan dan menyampaikan apresiasi atas pelantikan pengurus baru PWI Pangkep.
Menurutnya, hanya terdapat tiga ketua PWI perempuan di Indonesia, yaitu dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Pangkep.
“Selamat kepada Bu Sakinah dan seluruh pengurus. Pimpinan perempuan di PWI itu langka, dan Pangkep menjadi salah satu daerah yang beruntung,” ucapnya.
Agus menegaskan bahwa di era digitalisasi, kompetensi wartawan menjadi aspek paling penting dalam membedakan kualitas profesional sebuah media.
Ia membeberkan fakta bahwa dari 47.000 media di Indonesia, hanya sekitar 2.000 yang telah tersertifikasi Dewan Pers, sehingga peningkatan kompetensi melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW) wajib menjadi fokus utama.
“Profesionalisme wartawan terletak pada kompetensinya. Banyak media ada, tapi tidak semua tersertifikasi. Wartawan harus terus belajar, meningkatkan pendidikan dan mutu dirinya,” pesannya.
Agus juga mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah agar lebih selektif dalam menerima wartawan, mengingat maraknya oknum yang mengatasnamakan profesi pers namun tidak memiliki kompetensi maupun legalitas yang jelas.
Ia menjelaskan bahwa wartawan profesional dapat dilihat dari tiga aspek utama: Media tempat bekerja berbadan hukum dan tersertifikasi. Organisasi tempat ia bernaung diakui, seperti PWI, AJI, IJTI, atau SMSI. Memiliki sertifikat UKW (muda, madya, atau utama).
“Sekarang banyak oknum mengaku wartawan, bahkan dari LSM. Karena itu PWI kini memperketat aturan keanggotaan, minimal berijazah SMA dan lulus UKW,” tambahnya.
Agus berharap pengurus PWI Pangkep mampu menghadirkan program-program peningkatan kompetensi, terutama di bidang pendidikan jurnalistik.
Dalam akhir sambutannya, Agus meminta PWI Pangkep menjaga hubungan baik dan membangun kemitraan strategis dengan pemerintah daerah tanpa menghilangkan fungsi kontrol sosial.
“Jadikan pemerintah sebagai mitra strategis. Tugas kita membangun daerah melalui informasi yang benar. Wartawan itu pelayan masyarakat, maka harus dekat dengan masyarakat,” tegasnya
Editor : Muhammad Nur