MAROS, iNewsCelebes.id - Banjir bandang yang melanda Maros pada Sabtu lalu telah menyebabkan kerusakan parah di beberapa kecamatan. Sungai Walani dan Cenrana meluap akibat hujan deras, mengakibatkan jembatan putus dan mengisolasi beberapa desa. Tim BPBD Maros tengah melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan.
Banjir bandang ini paling parah melanda Kecamatan Camba, Mallawa, dan Cenrana, menyebabkan kerusakan yang signifikan di beberapa desa dan kelurahan," kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data BNPB.
Desa Pattiro Deceng, Cenrana, Mario Pulana di Kecamatan Camba, serta Desa Padaelo, Mattampa, dan Limapoccoe di Kecamatan Mallawa menjadi desa-desa yang paling parah terdampak banjir bandang.
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan upaya pencarian dan pertolongan masih terus berlangsung, dengan tim BPBD Kabupaten Maros yang bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak.
"Saat ini, pendataan korban jiwa dan kerugian materiil masih berlangsung. Berdasarkan data yang diterima BNPB, setidaknya lima unit jembatan dilaporkan terputus, yang mempersulit akses ke beberapa daerah," kata Aam.
Meskipun tidak ada laporan mengenai pengungsi, upaya distribusi logistik terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Maros untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Hingga saat ini, banjir telah mulai surut, namun proses pemulihan dan penanganan lebih lanjut masih diperlukan. BPBD Kabupaten Maros terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan semua langkah penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan baik.
"Ke depannya, upaya pemulihan akan difokuskan pada perbaikan infrastruktur yang rusak dan memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak bencana," tambah Aam.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan banjir untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Sulawesi Selatan, terutama di daerah yang rawan bencana hidrometeorologi seperti daerah aliran sungai.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait