GOWA, iNewsCelebes.id - Dalam upaya memberantas kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, Polres Gowa, Sulawesi Selatan, menggandeng aktivis perempuan dalam sebuah kolaborasi strategis. Inisiatif ini ditandai dengan pertemuan langsung antara Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman, dan aktivis perempuan Alita Karen, yang berlangsung di Gedung Merah Putih, Kecamatan Somba Opu, pada Jumat (16/5/2025).
Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen baru untuk memperkuat perlindungan hukum dan psikososial bagi korban kekerasan seksual di wilayah Kabupaten Gowa.
Kolaborasi untuk Perubahan: Kepolisian dan Aktivis Satu Suara
Aktivis perempuan Alita Karen menyambut baik keterbukaan Kapolres dalam membangun sinergi bersama masyarakat sipil dalam isu Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
“Pertemuan ini memberi harapan baru. Kami mengapresiasi Kapolres Gowa yang mulai terbuka dan peduli terhadap isu perempuan dan anak. Ini langkah maju untuk bersama menjaga Gowa lebih aman,” ungkap Alita.
Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman menegaskan bahwa penanganan kekerasan seksual harus melibatkan berbagai pihak, tidak hanya kepolisian, namun juga komunitas dan lembaga pendamping.
“FGD ini akan meningkatkan pemahaman aparat terhadap UU TPKS dan membangun koordinasi lintas sektor. Kolaborasi seperti ini sangat penting agar penanganan kasus lebih efektif dan berpihak pada korban,” tegas AKBP Aldy.
Tiga Langkah Strategis Polres Gowa dalam Pencegahan Kekerasan Seksual
1. Penyelenggaraan FGD dan Forum Komunikasi
Membentuk mekanisme koordinasi berkelanjutan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan perempuan dan anak.
2. Optimalisasi Peran Aktivis dalam Pendampingan Korban
Melibatkan aktivis untuk memberikan pendampingan psikososial dengan pendekatan berbasis empati, agar korban berani melapor dan mendapatkan pemulihan yang layak.
3. Edukasi Pencegahan TPKS di Komunitas dan Sekolah
Fokus pada literasi hukum, perlindungan anak, dan penghapusan budaya patriarki sebagai akar permasalahan kekerasan seksual.
“Kami percaya, sinergi dengan aktivis perempuan akan memperkuat sistem perlindungan dan pencegahan kekerasan seksual di Gowa. Ini bukan hanya soal penindakan, tapi juga perubahan budaya,” ujar AKBP Aldy.
Inisiatif ini menjadi langkah awal menuju sistem penanganan kasus kekerasan seksual yang lebih responsif, manusiawi, dan berpihak pada korban. Diharapkan, pendekatan kolaboratif ini bisa menjadi model yang direplikasi di wilayah lain.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait