MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Almarisah Madani (Univeral) menggelar Focus Group Discussion (FGD) kurikulum sebagai langkah strategis dalam penyempurnaan struktur kurikulum agar selaras dengan perkembangan keilmuan komunikasi dan kebutuhan dunia kerja.
Kegiatan ini melibatkan tiga pemangku kepentingan utama, yaitu Ketua ASPIKOM Sulselbar selaku perwakilan asosiasi profesi akademik, perwakilan pemerintah dari Humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta praktisi dari industri media.
Dalam sambutannya, Suherli, selaku Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Almarisah Madani, mengatakan pentingnya sinergi antara dunia akademik, industri, dan sektor publik untuk menghasilkan kurikulum yang relevan dan adaptif.
“Kami menghadirkan Ketua ASPIKOM, pelaku industri media, serta pemangku kepentingan dari bidang komunikasi pemerintah dalam FGD ini agar kurikulum kami relevan dengan perkembangan ilmu komunikasi, kebutuhan industri, dan praktik komunikasi di sektor publik. Masukan dari ketiga pihak ini sangat krusial agar lulusan kami siap bersaing secara profesional di dunia kerja,” ujar Suherli.
Ketua ASPIKOM Sulselbar, Abdul Majid, mengatakan bahwa kurikulum harus disusun secara terstruktur dan berbasis keilmuan agar tetap relevan dengan dinamika zaman.
“Kurikulum perlu dirancang berdasarkan profil lulusan yang spesifik serta kompetensi dosen yang telah terpetakan. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) harus jelas, terdokumentasi, dan mengikuti panduan asosiasi. Kurikulum juga harus dievaluasi secara berkala sesuai perkembangan ilmu, teknologi, dan kebutuhan pasar kerja,” kata Abdul Majid yang kini menjabat Wakil Dekan 1 FSIKP UMI.
Editor Humas Pemprov Sulsel, Mudrikan Nacong, menekankan pentingnya integrasi teknologi dan penguatan keterampilan lunak dalam pendidikan komunikasi.
“Kecerdasan buatan (AI) dan komunikasi strategis sangat dibutuhkan di dunia kehumasan. Namun, sumber daya manusia tetap menjadi kunci. Lulusan harus dibekali dengan etika, keterampilan public relations, manajemen krisis, serta jiwa kewirausahaan,” jelasnya.
Editor : Leo Muhammad Nur
Artikel Terkait