Jenderal M Jusuf Gelar Commanders Call ABRI Semua Pati Datang hanya LB Moerdani Tidak Ada, Mengapa?

Vitrianda Hilba Siregar
Jenderal TNI (Purn) M Jusuf, namanya terukir dalam tinta emas sejarah militer Indonesia karena kesederhanaannya. Foto: Dok

JAKARTA, iNewsCelebes.id - Pada 1978, setelah Soeharto kembali terpilih sebagai Presiden, Jenderal TNI M Jusuf diangkat menjadi Panglima ABRI, menggantikan Jenderal Maraden Panggabean. Namun, jabatan ini ternyata membawa Jusuf ke dalam pusaran intrik yang rumit.

Letnan Jenderal Leonardus Benyamin Moerdani atau Benny Moerdani, yang saat itu menjabat sebagai Asisten Intelijen ABRI, dikabarkan mulai memantau gerak-gerik Jenderal M Jusuf.

LB Moerdani diketahui secara berkala menyampaikan laporan kepada Soeharto, menginformasikan popularitas Jenderal TNI M Jusuf yang kian melejit. Bahkan, Jusuf dituduh sedang menggalang kekuatan internal untuk memuluskan jalannya menuju kursi Presiden.

 
Jenderal TNI LB Moerdani. Foto: Dok

Selama kepemimpinannya, banyak rumor beredar tentang cara Jusuf meraih popularitas. Ia disebut-sebut memberikan kenaikan pangkat langsung kepada para perwira berprestasi di lapangan, terutama di wilayah konflik seperti Timor Timur dan Irian Jaya. Selain itu, ada juga isu bahwa ia mempermudah akses bagi komandan setingkat Letnan Kolonel untuk masuk ke Sekolah Staf dan Komando (Sesko).

Puncak ketegangan antara Jusuf dan Benny terjadi pada 30 Maret 1981, saat M. Jusuf mengadakan acara Commanders Call ABRI di Ambon. Di tengah acara penting itu, Benny Moerdani justru tidak hadir. Bertepatan dengan hari yang sama, pesawat Garuda "Woyla" dibajak di Bangkok.

Benny mengambil alih penanganan kasus pembajakan ini secara langsung, tanpa koordinasi dengan Panglima ABRI, M. Jusuf. Hal ini memunculkan spekulasi liar di kalangan internal ABRI. Beberapa pihak menuduh Benny, yang juga Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), sengaja merancang pembajakan tersebut dengan menggalang kelompok Islam ekstremis, demi menciptakan panggung bagi dirinya.

Dengan bantuan pasukan Kopassus yang ia rekrut secara mendadak, Benny berhasil menumpas para pembajak. Keberhasilan operasi ini membuat Soeharto sangat terkesan. Atas jasanya yang dianggap telah menyelamatkan muka Indonesia di kancah internasional, Letjen Benny Moerdani diangkat menjadi Panglima ABRI pada 1983.

Kenaikan pangkat ini mengejutkan banyak pihak, karena Benny melompati para seniornya, termasuk Letjen Himawan Sutanto yang merupakan atasannya langsung. Keputusan ini memicu ketegangan dan kecemburuan di kalangan para jenderal lulusan Akademi Militer.

Pada masa kepemimpinannya, Jenderal Benny Moerdani tidak merangkap jabatan sebagai Menhankam, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982. Posisi Menteri Pertahanan dijabat oleh Jenderal Poniman, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network