Lebih lanjut, Andi Sudirman berharap keberadaan Bendungan Je’nelata dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
“Insya Allah, dengan adanya bendungan ini, ekonomi masyarakat bisa tumbuh, terutama di bidang pertanian dan wisata,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa, Aksara Alif Raja, mengungkapkan bahwa proses pembebasan lahan masih terus berlangsung.
Ia menjelaskan, dari total 256 bidang tanah, sebanyak 34 bidang kini telah memasuki tahap persiapan dan menunggu hasil penilaian (appraisal) dari pihak Balai Wilayah Sungai (BWS).
“Kalau hasil appraisal sudah keluar, langsung kami proses di Kementerian ATR/BPN. Pembayarannya pun akan disalurkan langsung ke penerima,” ujar Aksara.
Namun, ia menegaskan bahwa ada beberapa lahan dengan status khusus, seperti eks kawasan hutan, kawasan hutan aktif, dan lahan milik PTPN, yang memerlukan pembahasan lebih lanjut dengan pihak terkait.
“Untuk kategori tanah tersebut, tentu butuh koordinasi lintas instansi,” tambahnya.
Pembangunan Bendungan Je’nelata sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional di Sulawesi Selatan yang diharapkan dapat memperkuat sistem irigasi, mengurangi risiko banjir, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Gowa dan sekitarnya.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait