GOWA, iNewsCelebes.id – Keluarga almarhumah Norma (38), korban kecelakaan maut di Jalan Poros Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penanganan medis RSUD Syekh Yusuf.
Mereka menilai tindakan yang diberikan rumah sakit terlalu lambat hingga akhirnya korban meninggal dunia sebelum dirujuk, Jumat (14/11/2025).
Norma sebelumnya dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah terlibat kecelakaan bersama suami dan anaknya. Suaminya, Akbar Dani Saputra (41), dan putranya, Nurhan Afkar Fadil (11), lebih dulu meninggal dunia di lokasi.
Menurut penuturan keluarga saat ditemui di rumah duka di Baji Areng, Jalan Poros Malino, Norma tiba di IGD sekitar pukul 08.00 Wita. Namun, selama berjam-jam, korban disebut hanya mendapat infus dan pembersihan luka.
“Kami kecewa, cuma diinfus dan dibersihkan lukanya. Tidak ada tindakan lain, padahal kondisinya parah,” ujar salah satu anggota keluarga, Jumat malam.
Keluarga menilai Norma membutuhkan tindakan cepat mengingat ia mengalami patah tulang, sejumlah luka, dan diduga mengalami perdarahan internal.
Mereka juga menyebut pihak rumah sakit sempat menyampaikan rencana merujuk pasien ke rumah sakit lain. Namun proses tersebut dinilai berjalan sangat lambat.
“Katanya mau dirujuk, tapi lama sekali. Kalau memang parah kenapa tidak ditangani dulu di sini? Kenapa harus menunggu persetujuan lama begitu?” tambahnya.
Situasi sempat memanas di IGD karena keluarga panik melihat kondisi Norma terus menurun. Sebelum proses rujukan terlaksana, Norma dinyatakan meninggal dunia sebelum pukul 15.00 Wita.
Jenazah kemudian dibawa pulang ke rumah duka, menyusul suami dan anaknya yang lebih dulu wafat dalam kecelakaan yang sama.
Klarifikasi RSUD Syekh Yusuf Gowa
Plt Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa dr. Gaffar memberikan klarifikasi terkait keluhan keluarga. Ia menyebut pasien telah mendapatkan penanganan sesuai standar penatalaksanaan korban kecelakaan lalu lintas.
“Pasien sudah dilakukan triase, resusitasi, pemasangan infus, CT scan, pemeriksaan darah, pembersihan luka, serta penanganan untuk menstabilkan kondisi sebelum rencana rujukan,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Pihak rumah sakit mengungkapkan bahwa Norma mengalami penurunan kesadaran, perdarahan subarachnoid, serta beberapa fraktur pada area wajah. Kondisi tersebut membutuhkan penanganan dokter spesialis bedah saraf.
Sementara itu, RSUD Syekh Yusuf disebut belum memiliki dokter spesialis bedah saraf, sehingga pasien perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
Dalam penelusuran melalui aplikasi rujukan Sisrute, RSUD Syekh Yusuf mengirim permintaan ke 12 rumah sakit:
RS Wahidin, RS Kemenkes RI di CPI, RS Labuang Baji, RS Tajuddin Khalid, RS Bhayangkara, RS Dadi, RS Grestelina, RS Primaya, RS Unhas, RSUD Daya Makassar, dan lainnya
Dari seluruh permintaan yang dikirim, hanya RS Bhayangkara yang merespons pada pukul 12.37 Wita.
“Melihat kondisi terkait respons yang lama, memang ada beberapa faktor, termasuk kesiapan rumah sakit tujuan. Karena itu ada jeda waktu antara status rujukan dan respons akhir,” ujar Direktur RSUD.
Ia menegaskan bahwa pihak rumah sakit sudah melakukan upaya maksimal dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
“Atas nama manajemen RSUD Syekh Yusuf, kami menyampaikan duka mendalam atas musibah ini. Kami selalu mengedepankan keselamatan pasien dan terus berbenah. Kritik dan saran sangat kami butuhkan,” ujarnya
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait
