6 Wilayah di Sulsel Banjir Akibat Cuaca Buruk
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/02/24/2623b_cuaca-buruk.jpeg)
MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Enam daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) diterjang banjir. Hal itu disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi dalam empat hari terakhir.
Warga pun harus mengungsi. Begitu juga fasilitas umum seperti jembatan di beberapa wilayah Sulsel mengalami kerusakan.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Andi Wahid. Kata dia, berdasarkan laporan daerah yang diterjang banjir yakni Kota Makassar, Kabupaten Pangkep, Takalar, Maros, Kepulauan Selayar, dan Wajo.
"Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi sejak beberapa hari lalu membuat banjir di sejumlah daerah. Ketinggian air bervariasi mulai 80 cm sampai 1 meter," ujarnya, Selasa (22/02/2022).
Ia menjelaskan di Kabupaten Pangkep, ketinggian air hingga paha orang dewasa di lima kecamatan. Bahkan, banjir membuat jalur trans Sulawesi sulit dilalui kendaraan.
"Untuk Pangkep, wilayah terdampak banjir ada lima kecamatan. Bendungan Tabo-tabo, Bungoro juga dalam status waspada," bebernya.
Berdasarkan pendataan dilakukan BPBD Kabupaten Pangkep, 32 warga mengungsi ke tempat lebih aman. Sementara untuk korban jiwa nihil.
"Di Kelurahan Paddoang-doangan ada delapan orang dari 2 KK, di Bontomatene, Segeri ada 21 orang dan 6 KK. Terus di Kelurahan Bawa Salo, Segeri ada tiga orang dan 1 KK yang mengungsi," sebutnya.
Sementara di Kabupaten Takalar, banjir menyebabkan empat kecamatan terendam. Selain itu, jalur selatan Trans Sulawesi terganggu akibat ketinggian air di Poros Makassar-Takalar-Jeneponto sekitar 80 Cm.
"Ketinggian air sampai saat ini sudah turun jadi 80 cm," bebernya.
Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Wajo. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan Sungai Walanae tidak bisa menampung air.
"Kondisi diperparah karena tanggu sepanjang 100 meter di Sabbangparu jebol. Akibatnya air merendam rumah warga hingga ketinggian 1 meter," kata Wahid.
Ia mengatakan setidaknya 136 orang dan 75 KK terdampak banjir. Selain itu, 50 unit rumah, dua sekolah dan satu posyandu di Desa Ujungpero terdampak banjir.
"Seratus hektare sawah dan lima hektare kebun milik warga juga tergenang," sebutnya.
Sementara di Kabupaten Kepulauan Selayar, hujan intensitas tinggi menyebabkan Bendungan di Dusun Dodak meluap dan merendam 2 kecamatan yakni Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur.
Ia mengaku saat ini petugas BPBD Selayar masih melakukan pendataan untuk warga yang mengungsi. "Hujan sejak pagi menyebabkan air sungai perantara Desa Bonto Bulaeng dengan Desa Bonti Jati meluap," tegasnya.
Terpisah, Kepala BPBD Maros, Andi Fadly mengungkapkan akibat curah hujan tinggi, menyebabkan delapan kecamatan terendam banjir. Delapan kecamatan terendam banjir meliputi, Turikale, Lau, Bontoa, Maros Baru, Marusu, Moncongloe, Simbang, dan Bantimurung.
"Untuk ketiggian air bervariatif mulai dari lutut hingga pinggang orang dewasa. Meski air cukup tinggi, warga memilih bertahan di rumahnya," sebutnya.
Selain banjir, kata Fadly, belasan rumah di Kecamatan Bontoa mengalami kerusakan usai diterpa angin kencang. Selain itu, jembatan semi permanen di Kecamatan Tompobulu juga terputus.
Sementara untuk Kota Makassar, sebanyak 31 jiwa atau 10 KK terdampak banjir di Antang blok 10, Makassar. Mereka terpaksa harus mengungsi di Masjid terdekat.
Ketinggian air di wilayah tersebut
saat ini mencapai 60 cm atau mencapai di atas lutut orang dewasa.
"Memang 10 kepala keluarga yang mengungi saat ini, itu rumahnya berada di dataran paling rendah. Kalau seandainya ada uapan air sedikit saja, warga ini sudah menjadi langganan awal mengungsi di masjid jabalnur di sana," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin.
Penyebab lain banjir di wilayah Antang blok 10, karena adanya aliran sungai di belakang perumahan warga yang meluap, hingga ke permukiman warga.
"Hal kedua adalah wilayah tersebut menjadi imbas dari wilayah lain. Ketika wilayah lain diguruh hujan lebat maka dalam hitungan per jam dampaknya bisa sampai di kota Makassar.
Lain halnya pada wilayah BTN Kodam 3 yang setiap tahunya juga menjadi langganan banjir.
Berdasarkan pantauan BPBD Makassar, beberapa jalan Kotipa tergenang hingga setinggi mata kaki sampai betis orang dewasa.
"Kodam 3 sekarang ada uapan air di sungai Biringje'ne. Saat ini masih terkendali meskipun luapan air sudah ke jalan, ada beberapa titik, namun belum menjadi atensi untuk warga karena belum signifikan," katanya.
Sebelumnya, BMKG Wilayah VI Makassar mengungkapkan, cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir akibat Madden Julian Oscillation (OMJ) yang melintas di Sulsel. OMJ merupakan aktifnya uap udara yang berdampak pada anomali curah hujan. (*)
Editor : M. S Fadil