MAKASSAR -celebes.iNews.id: Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Hasrullah MA, mendesak aparat kepolisian di Kota Makassar untuk lebih serius menangani dan mencegah kasus tawuran yang marak terjadi di kota ini. Hasrullah menyayangkan timbulnya korban jiwa dalam setiap tawuran termasuk yang terjadi di Jl Petta Punggawa, Minggu (13/03/2022) subuh.
Dalam peristiwa ini, seorang remaja berusia 17 tahun warga Kelurahan Timungan Lompoa, Kecamatan Bontoala, tewas setelah terkena anak panah di bagian dadanya. Korban bernama Haidar alias Aco.
Hasrullah yang juga Ketua Yayasan Masjid Nurul Ittihad mengaku miris dengan tawuran yang melibatkan kalangan remaja tersebut. “Kejadian ini seharusnya bisa dicegah bila polisi bisa mengantisipasi lebih awal,” kata Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP Unhas) ini, Senin (14/3/2022).
Yang ikut disesalkan oleh dosen di Departemen Illmu Komunikasi Unhas ini karena tawuran tersebut terjadi di dekat masjid dan berlangsung di saat jamaah sedang menunaikan salat subuh. Akibatnya, masyarakat sekitar menjadi takut untuk datang beribadah di masjid pada waktu subuh.
“Seharusnya di wilayah rawan tawuran ada patroli rutin 24 jam. Kan polisi sudah memetakan daerah-daerah yang kerap terjadi tawuran. Jadi bukan kali ini saja mereka itu bentrok dengan senjata tajam,” tambah Hasrullah.
Menurut Hasullah masyarakat di sekitar lokasi tawuran mendesak agar Polrtestabes Makassar yang menjadi ujung tombak pengamanan dapat menfungsikan diri sebagai pengayom dan garda terdepa
Dari pantauan celebes.iNews.id, polisi dan TNI masih berjaga di sekitar Jl Petta Punggawa hingga siang tadi. Polrestabes Makassar meminta bantuan personel Brimob Polda Sulsel untuk membantu aparat Polsek Bontoata dan Polsek Tallo.
Lokasi taawuran ini berada di perbatasan dua kecamatan yakni Bontoala dan Tallo dengan dibatasi JL Datuk Ribandang. Warga mengaku sudah merasa aman karena polisi yang ditugaskan berjaga selama 24 jam sejak kemarin.
Editor : Nur Farida