Keluarga Rusdamdiansyah, Driver Ojol Tewas Dikroyok Massa di Makassar Menanti Keadilan

MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Seorang driver ojek online (ojol) bernama Rusdamdiansyah (25) tewas diduga akibat pengeroyokan saat demo rusuh di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Insiden terjadi di depan gerbang pintu masuk Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) usai korban diduga sebagai intel.

Baca Juga

Puluhan Mahasiswa Geruduk Polres Barru, Minta Tanggung Jawab Tewasnya Driver Ojol

Paman korban, Anwar, mengatakan keluarga awalnya mendapat kabar dari pihak rumah sakit bahwa Rusdamdiansyah mengalami kecelakaan, pada Jumat (29/8/2025) sekitar pukul 18.00 Wita. Namun setelah tiba di rumah sakit, barulah terungkap bahwa korban menjadi sasaran pengeroyokan di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.

"Saya kaget waktu ditelepon sama pihak rumah sakit. Katanya kecelakaan. Pas saya tiba di rumah sakit baru disampaikan ternyata dikeroyok demonstran," kata Anwar kepada wartawan, Minggu (31/8/2025).

Menurut Anwar, luka yang dialami korban tidak tampak signifikan dari luar. Namun dokter menyebut ada luka dalam di bagian kepala. "Lukanya ada di siku dan kepala, tidak kelihatan, tapi kata dokter luka dalam," jelasnya.

Baca Juga

Pilu! Rusdamdiansyah Tambah Korban Tewas Kerusuhan di Makassar Usai Dituduh Intel, 7 Tahun Jadi Ojol

Anwar menuturkan, Rusdamdiansyah saat kejadian hanya sempat menonton aksi demonstrasi. Namun nahas, ia justru diduga menjadi korban pengeroyokan massa.

"Korban sementara nonton demonstran dari rumah. Dia pergi sebentar untuk nonton, dan kejadian itu pas di gerbang pintu masuk kampus UMI," ungkapnya.

Rusdamdiansyah sempat mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong. Kini keluarga korban masih menunggu proses penanganan lebih lanjut dari pihak kepolisian.

Baca Juga

BREAKING NEWS Ratusan Driver Ojol di Makassar Gelar Aksi Solidaritas untuk Affan Kurniawan

Pesan Redaksi iNews.id

"Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah. Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai,"

Editor : Muhammad Nur