Kisah Heroik Nelayan Pulau Podang-podang Selamatkan Korban Kapal Tenggelam di Pangkep
PANGKEP, iNewsCelebes.id - Kesaksian memilukan datang dari tiga nelayan Pulau Podang-podang yang terlibat langsung dalam upaya penyelamatan korban perahu jolloro yang tenggelam di perairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.
Perahu tersebut diketahui bertolak dari dermaga Pasar Pangkajene menuju Pulau Sarappo sebelum akhirnya mengalami kecelakaan di tengah laut.
Salah satu nelayan yang pertama kali tiba di lokasi kejadian adalah Kamsi (25), nelayan asal Pulau Podang-podang. Dengan menggunakan perahu jolloro miliknya, Kamsi berhasil mengevakuasi sembilan orang korban, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia.
“Hanya sembilan orang yang naik di perahuku, korban selamat dan korban meninggal,” ujar Kamsi saat memberikan kesaksian lewat telepon seluler, Senin (29/12/2025).
Kamsi menceritakan, peristiwa itu bermula saat dirinya tengah bekerja di belakang rumah. Ia mendengar teriakan minta tolong dari arah laut. Tanpa menunggu lama, Kamsi langsung mengambil perahu jolloronya dan bergegas menuju sumber suara.
“Saya dengar teriakan minta tolong. Itu pemilik perahu berenang sambil berteriak, sebanyak enam kali” kata dia.
Namun, ketika hendak menolong sang nahkoda, Kamsi justru diminta untuk segera menuju lokasi lain karena masih banyak penumpang yang hanyut di sekitar titik tenggelamnya perahu.
“Dia bilang jangan tolong saya dulu, masih banyak orang tenggelam di sana,” ujarnya.
Kamsi kemudian bergerak menuju titik yang dimaksud dan menemukan dua orang korban. Setelah itu, ia melanjutkan pencarian ke lokasi tenggelamnya perahu jolloro dan kembali menemukan korban lain yang masih selamat.
Kabar bahwa Camat Liukang Tupabiring turut menjadi korban tenggelam membuat tiga berteman ini turun ke laut menggunakan perahu jolloro untuk membantu proses evakuasi.
“Jarak dari dermaga ke TKP sekitar dua mil. Ombak saat itu sangat deras dan angin kencang, jadi perahu tidak bisa melaju cepat,” kata Kamsi.
Dalam kondisi laut yang berbahaya, Kamsi dan dua nelayan lainnya memprioritaskan penyelamatan korban yang masih hidup. Camat Liukang Tupabiring menjadi salah satu korban yang lebih dulu dievakuasi karena kondisinya lemah dan sulit naik ke perahu tanpa bantuan.
“Orang hidup kita selamatkan dulu. Pak camat itu tidak bisa saya angkat sendiri karena berat, jadi menunggu dibantu teman,” ujarnya.
Sementara itu, korban yang meninggal dunia sempat dipasangi pelampung agar tidak kembali tenggelam dan hilang terbawa arus.
“Korban yang meninggal saya ikatkan ke pelampung supaya tidak tenggelam lagi,” kata Kamsi.
Ia juga mengungkapkan bahwa jumlah penumpang dalam perahu jolloro tersebut diperkirakan mencapai 11 orang. Dari jumlah itu, sembilan orang berhasil dievakuasi menggunakan perahu miliknya, sementara pemilik perahu tidak ikut naik karena memilih membantu menunjukkan lokasi korban lain.
Kesaksian para nelayan ini menggambarkan detik-detik dramatis proses penyelamatan di tengah keterbatasan alat keselamatan dan cuaca buruk. Keberanian dan kepedulian para nelayan Pulau Podang-podang pun mendapat apresiasi dari warga setempat, karena dinilai telah menyelamatkan banyak nyawa dalam insiden tragis tersebut.
Editor : Muhammad Nur