JAKARTA-celebes.iNews.id: Manajemen perusahaan pertambangan nikel PT Vale Indonesia mengubah susunan dewan direksi dan komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Perubahan dilakukan menyusul mundurnya salah seorang anggota dewan direksi Dani Widjaja dan dan dua anggota dewan komisaris yakni Hendi P Santoso di posisi wakil presiden komisaris dan Nobuhiro Matsumoto di posisi komisaris
Pemegang sama menyetujui Muhammad Rachmat Kaimuddin sebagai wakil presiden komisaris dan Yusuke Niwa sebagai komisaris. Rachmat adalah mantan CEO Bukalapak dan Special Advisor di bidang teknologi serta Plt Deputi Transportasi dan Infrastruktur di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Sedangkan Yusuke Niwa adalah eksekutif di Sumitomo Metal Mining yang memiliki rpengalaman di bidang pertambangan, khususnya nikel.
Dengan adanya penggantian tersebut, Presiden Direktur PT Vales Indonesia Febriany Eddy berharap komitmen operasional perseroan yang mengedepankan aspek keberlanjutan tetap terjaga,
Dia mengatakan, perseroan mengalami tantangan baru di dunia pertambangan mineral, dengan meningkatnya kebutuhan akan nikel, khususnya dalam menyongsong era kendaraan elektrik
"Tantangan tersebut adalah menghadirkan nikel dari sumber yang bersih untuk menjawab transformasi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan yang tidak menimbulkan polusi dan mengganggu keseimbangan lingkungan," jelas Febriany.
Menurut Febriany, perusahaan tambang nikel yang beroperas di tiga provinsi di Sulawesi ini yakni Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Sulawesi Tengah (Sulteng) ini menghadapi tantangan ekspansi di dua lokasi kontrak karya, yakni di Blok Bahodopi (Sulteng), dan Blok Pomalaa (Sultra).
Di Blok Bahodopi Vale menggandeng dua mitranya dari Cina yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai
untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulteng. Fasilitas ini akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73 ribu metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Sedangan, di Blok Pomalaa menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou)nuntuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sultra. Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah.
Dengan system ini maka akan menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun.
Editor : Nur Farida
Artikel Terkait