Unicef dan Jenewa Institute Perkuat Literasi Kesehatan di Sulsel, Bahas Gizi dan Pencegahan Stunting

LeoMN
Kepala Bappelitbangda, Setiawan Aswad, menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Gizi dan Pencegahan Stunting bersama Media yang diadakan oleh Unicef dan Jenewa Institute di Hotel Grand Town Makassar. Kamis, (17/04/2025).

MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Stunting masih menjadi ancaman bagi generasi muda Indonesia. Untuk itu, penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Namun demikian, penanganan stunting bukan cuma tugas pemerintah, tetapi peran penting dari seluruh pihak, swasta, NGO dan media.

Untuk itu, UNICEF dan Jenewa Institute, bekerjasama dengan Pemprov Sulsel dan didukung oleh Tanoto Foundation mengadakan “Dialog Interaktif Gizi dan Pencegahan Stunting bersama Media di Hotel Grand Town Makassar. Kamis, (17/04/2025).

Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said mengatakan, penyebaran informasi berbasis data akurat terkait pencegahan penurunan stunting penting. Hal ini menjadi bagian dari literasi kesehatan agar masyarakat memperhatikan gizi yang baik agar tumbuh kembang anak yang baik.

“Percepatan penurunan stunting memerlukan kontribusi aktif dari berbagai pihak, termasuk media. Di wilayah Sulawesi Selatan yang begitu luas, media berperan sebagai sumber utama informasi bagi masyarakat”, ujar Surahmansah Said, Direktur Jenewa Institute dalam sambutannya. 

Nutrition Officer UNICEF, Nike Frans menambahkan, keberadaan media sangat penting dalam sebagai sarana komunikasi perubahan perilaku dalam upaya strategi nasional pencegahan stunting.

“Salah satu dari lima pilar utama strategi nasional penanganan stunting adalah komunikasi perubahan perilaku. Media memiliki peran sentral sebagai sarana edukasi publik dan kampanye perubahan perilaku masyarakat,” tambah, Nike Frans, Nutrition Officer UNICEF.

Sementara itu, Dialog terkait Gizi dan Stunting ini, menghadirkan tiga narasumber, yakni, Kepala Bappelitbangda Sulsel Setiawan Aswad, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Ishaq Iskandar, dan dr Djunaidi M Dachlan sebagai tim ahli percepatan penurunan stunting.

Kepala Bappelitbangda, Setiawan Aswad, menyambut baik kegiatan Unicef bersama Jenewa Institute ini. Pihaknya, menegaskan bahwa pencegahan stunting menjadi prioritas utama Pemprov Sulsel.

“Sesuai arahan Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak Andi Sudirman Sulaiman, pencegahan dan penurunan angka stunting akan menjadi prioritas utama dalam lima tahun ke depan, seperti yang tercantum dalam RPJMD tahun 2025, dengan meningkatkan sinergi antara pemerintah dan pihak swasta sebagai langkah memperkuat intervensi pencegahan stunting dan gizi buruk di Sulawesi Selatan,” ujar, Setiawan Aswad.

Pentingnya literasi kesehatan bagi masyarakat juga ditekankan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, M. Ishaq Iskandar. Ia menilai bahwa pola hidup sehat menjadi dasar utama dalam mencukupi kebutuhan gizi anak dan merupakan langkah mendasar dalam mencegah stunting.

“Misalnya, di lapangan, ditemukan bahwa masyarakat dengan ekonomi menengah di salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan memiliki anak yang mengalami stunting, meskipun tergolong warga ekonomi menengah. Hal ini disebabkan orang tua tidak memenuhi kebutuhan gizi anak serta tidak menerapkan pola hidup sehat,” jelas, M. Ishaq Iskandar.

Oleh karena itu, Ishaq menegaskan, jika tidak semua keluarga dengan kondisi ekonomi rendah mengalami stunting. Untuk itu, sosialisasi mengenai pentingnya komunikasi perubahan perilaku di masyarakat sangatlah penting.

"Sehingga dialog interaktif bersama media dapat menyampaikan literasi tentang pola hidup sehat serta pencegahan dan penurunan stunting," harapnya.

Tim ahli percepatan penurunan stunting, dr Djunaidi M Dachlan turut mengingatkan seluruh pihak, jika persoalan pencegahan stunting menjadi tugas bersama sehingga pentingnya kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, bahkan masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting Sulsel turun dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen. Sementara target prevalensi stunting Provinsi Sulsel dari baseline 2023 sebesar 27,4 persen dengan target sebelumnya 2025 sebesar 23,9 persen. Adapun untuk 2045 sebesar 6,1 persen.

Oleh karena itu, kegiatan dialog ini diharapkan memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dengan media dalam rangka memperluas intervensi gizi dan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan.

 


Editor : Muhammad Nur

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network