Dari hasil survei Indeks Potensi Radikalisme, yang berpotensi lebih tinggi radikalisme berasal dari kalangan wanita, generasi muda, dan yang aktif di media sosial.
“Survei ini menemukan indeks potensi radikalisme lebih tinggi pada wanita, generasi muda, dan mereka yang aktif di internet,” jelasnya.
Berdasarkan hasil survei tersebut, data indeks radikalisme tahun 2022 berada di persentase 10 persen dan turun sebanyak 2,2 persen dari 2020 yang sebelumnya 12,2 persen.
Dari hasil itu, dia menyatakan bahwa penurunan tersebut sudah melampaui target.
“Bahkan target itu sebenarnya melampaui target dari yang ditetapkan RPJMN,” tegasnya.
Dilansir dari mnctrijaya.com dia mengatakan selain melakukan penindakan terhadap radikalisme, BNPT melakukan pencegahan tindak kejahatan tersebut di media sosial dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 34 Provinsi.
Dia menambahkan, Salah satu upaya untuk mitigasi radikalisme adalah dengan melakukan deradikalisasi adalah ciptakan kesadaran masyarakat agar menolak adanya perkembangan intoleransi di Indonesia.
Editor : Ahmad Mursyid Amri
Artikel Terkait