MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian memuji Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di hadapan Presiden Indonesia Ir Joko Widodo.
Mendagri Tito Karnavian menyebutkan bahwa pemerintah daerah harus mempunyai terobosan untuk bisa menarik investor berinvestasi di daerahnya khususnya dalam hal pelayanan.
"Banyak terobosan yang dilakukan pemerintah daerah. Salah satunya di tempat pak Danny, beliau sudah pada posisi bukan lagi manual tapi pada posisi digital penuh," Kata Mendagri Tito Karnavian saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Investasi 2023, di Balai Kartini Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Kata Mendagri Tito Karnavian, Mall Pelayanan Publik (MPP) tidak hanya dilihat dalam bentuk gedung tapi juga lewat virtual melalui konsep metaverse.
Yang mana, masyarakat akan dilayani avatar yang ada di masing-masing instansi. Konsep ini pun, lanjut Tito justru akan lebih memudahkan pelayanan publik sebab masyarakat tak perlu lagi datang ke kantor-kantor pemerintahan.
"Jadi MPP bukan lagi dalam bentuk gedung, tapi dalam bentuk virtual melalui metaverse. Itu saya salut sama pak Danny," puji Tito Karnavian di hadapan Presiden Jokowi.
Dengan konsep metaverse, masyarakat akan dilayani oleh avatar di masing-masing OPD. Ini pun akan memudahkan pelayanan dikarenakan masyarakat tidak perlu lagi datang ke kantor pemerintahan.
Ia pun memberikan nilai 100 untuk Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto karena sudah menerapkan pelayanan publik dengan konsep metaverse.
"Jadi tidak perlu datang ke fisik (kantor) MPP karena ada kantor MPP virtual, begitu masuk ketemu dengan avatarnya, yang dari perizinan, ketemu lagi dengan avatar yang mengurus sertifikat (pertanahan) dan semuanya online," Jelasnya.
"Itu kalau (daerah) bisa membuat seperti yang di Makassar nilanya 100 itu. Tapi bisa manual aja bisa nilanya 70. Yang belum buat sama sekali nilainya nol itu kita akan evaluasi," tegasnya.
Sementara Wali Kota Makassar Danny Pomanto merasa optimistis dapat mewujudkan mimpinya membangun dunia baru lewat Makaverse atau Makassar Metaverse.
Konsep ini resmi ia perkenalkan ke masyarakat pada Maret 2022 lalu, Makaverse merupakan sebuah duplikasi dunia nyata ke virtual.
Penerapan konsep Makaverse memiliki banyak manfaat baik untuk masa lalu, masa kini, dan juga masa depan.
Untuk masa lalu, konsep Makaverse dibutuhkan sebagai wujud proteksi terhadap sejarah masa lalu Kota Makassar. Sehingga ke depan tidak mudah untuk diduplikasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sedangkan manfaat konsep Makaverse di masa sekarang fokus pada pelayanan publik. Tidak lagi terbatas hanya dibuka mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore, tapi pelayanan terbuka selama 24 jam oleh avatar.
Termasuk di masa depan. Kata Danny Pomanto dengan metaverse maka pemerintah kota sudah melakukan simulasi terkait kebijakan yang akan dijalankan nantinya.
"Jadi mana kebijakan yang rendah resistensinya itu yang kita jalankan," papar Danny Pomanto.
Sehingga menurutnya konsep Makaverse atau Makassar Metaverse penting untuk diterapkan agar masyarakat tidak gampang didikte pihak yang memiliki kekuatan teknologi.
Apalagi ke depan, generasi muda tidak lagi belajar menggunakan buku tapi melalui VR dengan menggunakan oculus.
Penerapan konsep Makaverse, Danny Pomanto mulai dari lorong atau gang yang merupakan sel sebuah kota. Di mana sejak awal menjabat, lorong menjadi fokus pembangunan di masa pemerintahannya.
Bahkan, pihaknya sudah membuat database dalam bentuk QR Code di Lorong Wisata. Dalam QR Code tersebut sudah terdapat ID, KTP, data keluarga, digital address berupa titik koordinat, data kesehatan, hingga data keuangan.
Meski akan menghadapi banyak tantangan ke depan, Danny Pomanto tetap optimistis konsep Makaverse bisa diterapkan paling tidak mulai dari hal yang paling kecil yakni dari lorong.
"Insya Allah selesai, kita mulai dari hal yang paling kecil yaitu di lorong-lorong karena kita menganggap lorong adalah sel kota. Masalah paling kompleks ada di lorong. Mulai dari kemiskinan, kriminal, derajat kesehatan rendah, dan juga menjadi bagian dari mitigasi sosial," Tutupnya. (*)
Editor : Thamrin Hamid
Artikel Terkait