Ditulis dari Tinta Biji Mangga, Alquran Berusia 400 Tahun Bukti Sejarah Penyebaran Islam di Gowa

Bugma
Alquran berusia 400 tahun ditulis menggunakan tinta berbahan biji mangga dan tanah liat. masih tersimpan rapi di Museum Balla Lompoa (foto: Bugma)

GOWA, iNewsCelebes.id - Kitab suci Alquran berusia 400 tahun masih tersimpan rapi di Museum Balla Lompoa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Alquran ini terbilang unik karena ditulis menggunakan tinta berbahan biji mangga dan tanah liat.

Ahli sejarah budaya dan keagamaan Istana Balla Lompoa, Andi Jufri Tenri Bali menuturkan, cara penulisan ini menunjukkan keahlian dan kreativitas para ulama masa itu. 

"Untuk penulisannya menggunakan tinta. Menurut penuturan para pendahulu kita mengatakan bahwa tinta itu terbuat dari biji mangga kemudian ditumbuk sampai hancur, kemudian diaduk dengan tanah liat yang diberikan air. Berapa lama menyatu barulah diambil disaring dijadikan tinta untuk penulisan Alquran tersebut," tutur Andi Jufri Tenri Bali, kepada iNewsCelebes.

Dia menjelaskan, Alquran ini ditulis pada 1625, merupakan peninggalan Raja Gowa ke-14, I Manga'rangi Daeng Manrabia atau yang lebih dikenal sebagai Sultan Alauddin.

Penulisan kitab suci tersebut, kata dia dipelopori oleh seorang ulama bernama Syekh Abdullah Asufi, yang kemudian menjadi bukti nyata penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan.

Meski usianya sudah 400 tahun, kitab suci ini tetap terawat baik, meski beberapa bagian kertasnya mulai menunjukkan kerusakan akibat perjalanan waktu.

Lebih dari sekadar benda kuno, Alquran ini mencerminkan perpaduan antara keimanan, seni dan inovasi teknologi zaman dahulu. Tinta berbahan biji mangga dan tanah liat dinilai bukti betapa ulama dan seniman pada masa itu mampu memanfaatkan alam sekitar untuk menciptakan sesuatu yang bertahan melintasi zaman.

Menurutnya, kitab ini juga menjadi simbol penting penyebaran Islam yang dimulai pada 1603 di wilayah Gowa. Meski pada awalnya tanpa pedoman Alquran, Raja Gowa ke-14 kemudian memprakarsai penulisan manual hingga terkumpul 30 juz dalam naskah yang kini menjadi harta karun sejarah ini.

Selain sebagai bukti sejarah, Alquran di Museum Balla Lompoa juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda. Dengan mempelajari kitab ini, mereka dapat menggali nilai-nilai agama dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, sekaligus menghormati kreativitas dan dedikasi para pendahulu.

Andi Jufri menuturkan, keunikan tinta berbahan biji mangga yang digunakan pada Alquran ini tidak hanya mengungkapkan sisi teknis, tetapi juga menyampaikan pesan penting bahwa keimanan dan inovasi bisa berjalan seiring dalam melestarikan dan menyebarkan ajaran agama.

Alquran ini dinilai sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Gowa dan umat Islam secara umum.

Editor : Arham Hamid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network