Mahasiswa UIN Palopo Keberatan Karya Ilmiahnya Diterbitkan Tanpa Nama, Dosen Berdalih Bagian Inovasi
PALOPO, iNewsCelebes.id – Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, Sulawesi Selatan, menyampaikan keberatan atas dugaan pengklaiman karya ilmiah yang mereka buat oleh salah satu dosen. Kontroversi ini muncul setelah tugas karya ilmiah yang dikerjakan mahasiswa diterbitkan dalam sebuah buku tanpa mencantumkan nama mereka sebagai penulis utama.
Buku yang dimaksud berjudul “Hukum Kesehatan Indonesia: Mengungkap Tantangan dan Peluang di Era Modern”. Menurut para mahasiswa, karya tersebut merupakan hasil tugas kelompok dari mata kuliah yang diampu oleh dosen berinisial TI.
Mahasiswa: Nama Kami Hanya Muncul di Kata Pengantar
Salah satu mahasiswa UIN Palopo, Juna, menyatakan bahwa proses pembuatan karya ilmiah dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri melalui tugas kelompok dari dosen yang bersangkutan dan disebut jarang hadir selama masa perkuliahan.
"Setahu saya, dosen saya hanya masuk tiga kali, setelah itu tidak masuk lagi. Karena itu, beliau memberikan tugas membuat artikel," ujar Juna. Kamis (15/5/2025).
Mahasiswa Fakultas Syariah tersebut, menjelaskan kelasnya dibagi menjadi 13 kelompok, masing-masing mendapat tema khusus untuk dikembangkan menjadi artikel ilmiah.
Namun, saat buku tersebut terbit, hanya nama tiga dosen yang dicantumkan sebagai penulis. Nama mahasiswa hanya tercantum dalam bagian kata pengantar.
“Kami kecewa, karena dosen tersebut tidak berkontribusi dalam penulisan artikel," jelas Juna.
Lebih lanjut, mahasiswa juga menyayangkan buku tersebut dijual secara daring dengan harga Rp125.000, tanpa adanya pembagian hak cipta atau pengakuan yang layak atas kontribusi mereka.
Rektor UIN Palopo Akan Investigasi Dugaan Pelanggaran Etik
Rektor UIN Palopo, Abbas Langaji, saat dikonfirmasi mengaku baru mengetahui informasi tersebut dan menyatakan akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
"Saya baru tahu, saya juga baru dikirimi informasinya, pihak kami tengah menginvestigasi siapa saja yang terlibat. Setelah diketahui, kami akan panggil masing-masing pihak," tegasnya kepada iNews.id.
Abbas menegaskan bahwa jika terbukti ada pelanggaran etik atau akademik, maka sanksi akan diberikan sesuai dengan peraturan kampus.
Tanggapan Dosen: Bagian dari Inovasi Pembelajaran
Sebelumnya, dosen yang dimaksud, TI, menyatakan bahwa penerbitan buku merupakan bagian dari inovasi pembelajaran untuk meningkatkan produktivitas mahasiswa.
TI menyebut bahwa proyek buku ini adalah hasil kolaborasi antara dirinya dan para mahasiswa dalam rangka pembelajaran mata kuliah hukum kesehatan.
"Kami ingin mahasiswa tidak hanya mendapat nilai, tetapi juga menghasilkan karya yang bermanfaat. Sebagai dosen saya menanggung seluruh biaya penerbitan karena ini bagian dari komitmen bersama," ujarnya saat dihubungi iNews.id melalui telepon. Kamis (15/5/2025).
Sebelum diterbitkan, artikel mahasiswa diperiksa oleh sejumlah dosen yang memiliki keahlian di bidang hukum dan kesehatan untuk memastikan standar akademik terpenuhi. Takdir juga memastikan seluruh isi dalam artikel telah melalui proses pengecekan plagiarisme yang ketat sebelum diterbitkan menjadi buku.
"Awalnya 43 persen plagiasi, berhasil kami revisi hingga turun menjadi 20 persen," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh biaya penerbitan ditanggung pribadi sebagai bentuk komitmen pengembangan potensi mahasiswa.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait