Semasa SMA ia pernah mengikuti Training Centre, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sinjai dan semasa mahasiswa aktif di Kosmik (Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas), DPM Fisip Unhas dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fisip Unhas.
“Saya lahir dari keluarga yang penuh keterbatasan, andaikan 'warang parangpa nassikola tauwe', pasti tidak sekolah'ma. Sebagai anak kampung yang miskin, cita-citaku tidak muluk-muluk yang penting bisa dapat pekerjaan untuk membantu orang tua. Tapi waktu SMP-SMA memang sering saya tulis namaku di buku catatan dengan gelar Profesor, mungkin Allah SWT mengabulkan cita-cita itu,” ujar, Prof Ilyas.
Setelah lulus kuliah S1, ia sempat bergabung sebagai peneliti di Pusat Kajian Indonesia Timur (Puskit) Unhas dan setelah itu sempat bergabung di Harian Fajar Makassar, menjadi Account Executive (Kolportir).
Pada Juni 2003 ia diterima pada PT. Semen Bosowa Maros, dengan jabatan sebagai Promotion and Event Organizer staff, sebelum akhirnya hijrah dan menjadi dosen tetap PNS pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Tadulako, Palu pada tahun 2006.
Meraih gelar Magister pada Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Unpad tahun 2010 dengan IPK 3,81.
Sementara gelar Doktor diraih di kampus yang sama pada tahun 2017, dengan predikat Cum laude (IPK 4,0 dengan masa studi 2 tahun 10 bulan).
Ia juga pernah mengikuti Short Course on Peace building and Conflict Reconciliation di American University, Washington DC, USA. Mei-Juni 2009.
Kini ia aktif menjadi dosen pada program S1 dan S2 Ilmu Komunikasi Untad dan S3 Ilmu Sosial Pascasarjana Untad.
Ia juga menjadi dosen tidak tetap pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Azis Lamadjido, Palu.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait