Data menunjukkan, periode Juni 2023 hingga Juni 2024 menjadi masa pertumbuhan positif bagi industri ini. Kredit yang disalurkan naik 7,17% mencapai Rp162,57 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,01% menjadi Rp154,63 triliun. Peningkatan rata-rata tabungan dan deposito mengindikasikan kepercayaan masyarakat yang kian mantap.
Meskipun jumlah unit BPR-BPRS terkonsolidasi menjadi 1.557 unit, kapasitas pembiayaan industri ini tetap solid dan jangkauan layanannya tetap luas.
Fokus Utama Rakernas: Digitalisasi dan Regulasi
Rakernas Perbarindo 2025 juga menghasilkan tujuh agenda prioritas untuk memperkuat industri ke depan. Poin-poin penting yang dirumuskan meliputi:
Percepatan Digitalisasi melalui core banking system.
Peningkatan Kompetensi SDM.
Penyesuaian kebijakan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan eksplorasi posisi BPR-BPRS terkait regulasi terkini.
Upaya stabilisasi modal inti minimum dan pengkajian ulang penerapan SAK EP.
Pengajuan penurunan rasio Kecukupan Modal (CAR) secara bertahap untuk mendukung ekspansi pembiayaan.
Perbarindo meyakini bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, perbankan nasional, dan BPR-BPRS akan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas, mulai dari pemberdayaan UMKM hingga penguatan ekonomi di tingkat daerah.
“Kami siap menjadi mitra strategis dalam mendorong pembiayaan inklusif, memperluas akses keuangan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tutup Tedy Alamsyah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait