MAKASSAR, iNewsCelebes.id - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Alauddin Makassar bersama UNICEF akan meluncurkan program pesantren ramah anak Senin (05/07) di Hotel Four Point Makassar. Program ini akan dijalankan untuk 23 pesantren replikasi dari 5 kabupaten kota yaitu Makassar, Maros, Gowa, Bone, dan Wajo.
Acara ini rencananya akan dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Peluncuran program ini akan mengundang kurang lebih 100 peserta dari berbagai elemen. Dari UNICEF, Kemenag RI, Kemenag Wilayah Sulawesi Selatan, kemenag kabupaten/kota, Dinas Sosial, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Dinas Kesehatan dari 5 kabupaten.kota. Acara ini juga dihadiri jajaran civitas akademika UIN Alauddin Makassar dan perwakilan 25 pesantren dari 5 kabupaten kota.
Program Officer Pesantren Ramah Anak PSGA UIN Alauddin, Harnita Rahman mengatakan program bertajuk Pesantren Ramah Anak (PRA) ini digagas oleh PSGA UIN Alauddin dan UNICEF sejak pertengahan tahun 2022. Sebelum intervensi dilakukan, telah disusun berbagai macam instrumen yang sejatinya akan digunakan untuk mencapai indikator Pesantren Ramah Anak. Mulai dari desk review, SOP, instrumen baseline endline, dan materi komunikasi, edukasi dan informasi terkait pernikahan anak, perundungan, kesehatan mental, dan kekerasan seksual. Harapan PSGA, instrumen ini bisa diadaptasi secara lebih luas oleh setiap pesantren khususnya di Sulawesi Selatan.
"PSGA juga melakukan pelatihan peningkatan kapasitas kepada 30 guru, pembina,dan pengasuh dari dua pesantren piloting. Guru dan pembina yang telah terlatih ini kemudian melakukan peningkatan kapasitas untuk kurang lebih 90 santri dan santriwati di pesantren masing masing. Pelatihan ini juga telah melahirkan Forum Santri yang harapannya akan menjadi ruang aman bagi setiap santri untuk belajar dan bertumbuh bersama di Pesantren," katanya.
Menurutnya, Pesantren Ramah Anak tentunya bukan hal baru. Gagasan ini disosialisasikan kementerian agama sejak 2018 di seluruh satuan pendidikan yang melingkupinya. Bahkan di tahun 2022,Kemenag telah mengeluarkan buku Panduan Pesantren Ramah Anak yang disusun bersama Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak
Berdasarkan buku panduan tersebut dan dengan melihat konteks kedaerahan, program Pesantren Ramah Anak yang digawangi PSGA UINAM dan UNICEF mulai digagas di Sulawesi Selatan. Program ini juga dikawal dan dikoordinasikan secara kontinu kepada Kemenag RI melalui Sub Direktorat PD Pondok Pesantren dan Kemenag Wilayah Sulawesi Selatan. Program ini diintervensikan kepada Pesantren Pondok Madinah Makassar dan Pesantren Sultan Hasanuddin Gowa sebagai pesantren piloting. Selain Kemenag, PSGA juga mendorong keterlibatan dinas terkait yaitu Bappeda, Dinas Sosial, DP3A, dan Dinas Kesehatan untuk terlibat dalam mengupayakan pesantren menuju Pesantren ramah Anak.
"Dalam acara ini PSGA menginisiasi penandatanganan MoU bersama 5 Dinas terkait dari 5 kota.kabupaten. Kementrian Agama, Dinas Sosial, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Dinas Kesehatan. Di bawah tupoksi masing-masing, dengan penandatanganan MoU, PSGA berharap dinas terkait terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Pesantren yang berorientasi pada kepentingan terbaik santri. Selain itu, penandatanganan MoU juga dilakukan oleh PSGA bersama 25 pesantren replikasi dari Makassar, Maros, Gowa, Bone dan Wajo, sebagai sebuah bentuk komitmen bahwa pesantren siap untuk terus belajar dan membuka diri demi kemaslahatan anak dan masa depan bangsa," katanya.
Selain launching, akan ada talkshow dengan tema Prioritaskan Pembelajaran dan Pengasuhan di Pesantren Berorientasi Kepentingan Terbaik Santri dengan narasumber Direktur PD Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Waryono, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof H. Hamdan Juhannis dan Child Protection Specialist UNICEF Indonesia Muhammad Zubedy Koteng yang dimoderatori oleh kepala PSGA UIN Alauddin Makassar, Dr.Rosmini Amin.
Acara launching ini juga akan dimeriahkan dengan pameran poster dan infografis dan penampilan santri/santriwati dari Pondok Madinah Makassar dan Pesantren Sultan Hasanuddin Gowa.
"Dengan diluncurkannya program Pesantren Ramah Anak di Sulawesi Selatan, kita berharap masyarakat secara lebih luas akan melihat bahwa pesantren hari ini dengan banyak polemik di dalamnya sesungguhnya tidak berhenti berbenah dan belajar. Dan PSGA UIN berharap pesantren tidak melakukannya sendiri. Sebagai ruang tumbuh anak yang melahirkan masa depan, maka semestinyalah semua pihak bekerja bersama mengupayakannya. Menuju Pesantren Ramah Anak. Pesantren Bersahaja, Negara Jaya," pungkasnya.
Editor : Andi.M.Yusuf Aries