Stres Bisa Bikin Wajah Tak “Glowing”, Menteri Wihaji: Program CKG-MBG Tingkatkan Kebahagian

MAKASSAR,iNewsCelebes.id - Menteri Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN RI, Wihaji menanggapi pandangan yang menyebut bahwa wajah orang Indonesia sulit tampak cerah atau glowing karena beban pikiran.
Menurutnya, kondisi psikologis memang memengaruhi kesehatan seseorang, namun sikap positif dan optimis jauh lebih menentukan. “Indonesia ini baik-baik saja, Indonesia ini tidak gelap, akan terang, saya meyakini itu,” ujar Wihaji saat berbicara kepada wartawan di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (28/7/2025).
Wihaji menegaskan bahwa tugas utama BKKBN adalah mendukung pelaksanaan program-program prioritas Presiden, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat.
Ia yakin, kalau layanan ini terlaksana dengan baik, akan berdampak pada indikator kebahagiaan nasional yang rendah (iBangga) nah demikian pula tampilan wajah yang lebih sehat dan cerah. Pihaknya juga memastikan bahwa mindset dan kondisi fiskal rakyat menjadi kunci utama.
“Itu semangat yang akan kita sampaikan bahwa ini program-program menjadi tugas saya, yang ditugaskan presiden sehingga semua yang diperintahkan presiden dalam rangka menenaikkan indeks kebahagiaan,” tegasnya.
Wihaji menegaskan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus terus ditingkatkan, baik dari aspek fisik maupun mental. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan iklim kehidupan yang sehat dan bahagia. “Insya Allah tugas kita ini semoga ke depan SDM kita tambah bagus,” imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Utama BKKBN Budi Setiyono menjelaskan bahwa wajah terlihat glowing bukan hanya karena genetik atau skincare, tetapi lebih dipengaruhi oleh tingkat stres dan kekhawatiran hidup.
Budi menyebut bahwa warga di negara maju cenderung memiliki wajah lebih “memikat” karena kehidupan mereka relatif bebas dari kecemasan besar dan memiliki stabilitas sosial-ekonomi yang lebih tinggi.
Editor : Muhammad Nur