Heboh Kibarkan Bedera One Piece, Pedagang Sayur Ditampar Pria Ngaku Aparat di Bantaeng

BANTAENG, iNewsCelebes.id – Sebuah video yang kini viral di media sosial menampilkan seorang pedagang sayur yang diketahui bernama Pardi diduga menjadi korban intimidasi dan penganiayaan oleh seorang pria yang mengaku sebagai aparat karena memasang bendera One Piece di mobilnya.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 7 Agustus 2025, ketika Pardi bersama istri dan anaknya hendak memasuki area Terminal Sasayya di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Insiden ini pertama kali dibagikan oleh akun Facebook bernama Dhandy Thoriq, yang mengaku sebagai kakak korban. Ia menjelaskan kronologi peristiwa secara detail dalam unggahannya.
“Kronologinya adalah adik saya atas nama Pardi lagi bawa sayur jualannya ke pasar Bantaeng, terus tiba-tiba dihadang oleh bapak yang pakai baju kuning helm hitam, yang mengaku aparat entah Polisi ATAU TNI,” tulis Dhandy dalam postingannya.
Pria tersebut dikatakan, langsung mengintrogasi korban soal bendera yang terpasang di mobilnya, bahkan berujung penamparan.
“Si bapak bertanya bendera apa itu di mobilmu, karena kebetulan adik saya itu penggemar film anime yang judulnya ONE PIECE. Lanjut terus adik saya menjawab ‘bendera anime pak’, terus si bapak bertanya lagi, kau warga negara apa. Belum sempat adik saya jawab, langsung ditampar sama si bapak itu yang mengaku aparat,” jelas Dhandy.
Dalam video yang beredar, tampak jelas seorang pria mengenakan rompi berwarna orange dengan helm hitam di kepala, mengambil bendera bergambar tengkorak khas bajak laut One Piece dari bagian depan mobil si pedagang sayur.
Sementara korban, hanya duduk di kursi pengemudi bersama istri dan anaknya yang tampak ketakutan. Perdebatan korban pedagang sayur dengan oknum pria yang mengaku aparat ini langsung diabadikan oleh sang istri dari dalam mobil.
“Naliat jaka istriku pak, ditampar, ada juga adekku,” kata pedagang sayur dengan nada emosi dengan dialek Makassar.
Sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi juga terlihat berkumpul dan mencoba membela sang pedagang sayur.
Editor : Muhammad Nur