Pembangunan perpipaan sudah dimulai sejak 2018 hingga 2019. Namun, pembangunan terkendala pandemi Covid-19 dan baru bisa dilanjutkan 2022 serta diresmikan pada April ini. Sebelum ada pembangunan perpipaan, warga Desa Gendayakan harus membeli air dari mobil-mobil tanki.
Bahkan, saat kekeringan, mereka kesusahan mendapat air. Krisis air ini bisa mereka rasakan selama 6 hingga 7 bulan.
Kondisi geografis Desa Gendayakan memang berbukit-bukit dan berbatu kapur. Setiap musim kemarau, hampir bisa dipastikan Desa Gendayakan menjadi langganan kekeringan dan krisis air bersih.
Desa yang berada di Kecamatan Paranggupito ini terletak 68 kilometer dari Kota Wonogiri dan berada pada ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Wilayah Paranggupito masuk dalam gugus karst Pegunungan Sewu.
Kamti, warga Dusun Ngledok, Desa Gendayakan bercerita ia dan keluarga harus membuat bak penampungan untuk menampung air hujan selama musim penghujan. Biasanya musim penghujan baru terasa pada Desember di Desa Gendayakan. Itu pun tidak berlangsung lama.
"Bagi kami air itu seperti emas, sangat penting dan tidak ada duanya. Paling susah kalau butuh untuk memasak," kata Kamti, Selasa (26/4/2022). Kamti bersyukur akhirnya proyek sambungan rumah air bersih di desanya diresmikan oleh Puan Maharani. Ia berharap program ini bisa benar-benar mempermudah warga Desa Gendayakan mendapatkan akses air. "Terima kasih Ibu Puan saya doakan sehat selalu dan bisa menjadi Presiden kami," tutup Kamti.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta