WATAMPONE, iNewsCelebes.id - Menjelang satu dekade sejak transformasi dari PT. Askes yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN) menjadi badan hukum publik, BPJS Kesehatan terus berbenah dalam memberikan pelayanan, baik itu pelayanan informasi dan administrasi maupun kemudahan dalam akses layanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Irfan (33) seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyampaikan bahwa sejak tergabung dalam program JKN pada tahun 2013 ia menyampaikan manfaat yang didapatkan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ia menyampaikan bahwa sebagai abdi negara tak jarang ia dipindah tugaskan dari satu tempat ke tempat lain, namun ia tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan menggunakan program JKN karena banyaknya fasilitas kesehatan (faskes) yang tersedia.
“Dimanapun saya bertugas, saya dengan mudahnya menemukan faskes untuk menggunakan layanan JKN,” ungkapnya.
Indira Azis Rumalutur, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Watampone menyampaikan bahwa sampai dengan 1 Desember 2023, sebanyak 27.802 fasilitas kesehatan telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia dari ujung timur sampai ujung barat.
Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus melalui seleksi dengan proses kredensialing dan rekredensialing untuk menjaga kualitas layanan saat peserta ingin mengakses layanan JKN.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, BPJS Kesehatan terus menjaga kualitas layanan JKN,” kata Indira.
Selain itu, Irfan juga menambahkan bahwa karena seringnya pindah tempat tugas, ia juga sering mengganti fasilitas kesehatannya. Namun dengan segala kemudahan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan, hal tersebut bukan merupakan hambatan.
“Saya liat BPJS Kesehatan telah menyediakan banyak kanal layanan untuk kebutuhan administrasi dan informasi. Saya sangat merasakan manfaatnya,” ungkap ayah tiga anak itu.
Sebagai seorang abdi negara, Irfan menceritakan pengalamannya saat bertugas di pedalaman Papua yaitu Boven Digoel (Boven Digul-Red). Ia menyampaikan bahwa saat tugas disana, bahwa ia pernah sakit Malaria.
Saat itu saya berobat ke faskes setempat, namun karena butuh perawatan yang intens ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke. Ia menyampaikan bahwa selama mendapat perawatan baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan(FKRTL) Irfan mendapat pelayanan yang baik.
“Selama dirawat, saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun”, ungkapnya.
Banyak pengalaman yang disampaikan oleh Irfan terkait program JKN, sehingga menurutnya program JKN yang disediakan oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan patut di acungi jempol.
Pengalaman lain yang disampaikan bahwa pada tahun 2016 saat masih berstatus pengantin baru, ia ditugaskan ke Ambon.
Saat itu, sebagai seorang kepala keluarga ia tidak lupa tanggung jawabnya untuk mendaftarkan istrinya masuk dalam tanggungannya pada program JKN. Hal itu dilakukan agar dia tidak perlu khawatir jika istrinya memerlukan akses pelayanan kesehatan saat ia bertugas jauh, istrinya sudah memiliki penjamin kesehatan.
“Untuk layanan kesehatan berkualitas, saya cukup mempercayakan program JKN”, kata Abdi negara tersebut.
Ayah tiga anak ini menceritakan bahwa mendapat perintah tugas di Ambon selama kurang lebih satu tahun, ia hanya bisa sesekali menjenguk istrinya sehingga banyak momen-momen krusial yang dia lewatkan karena tugas negara tersebut.
Termasuk saat istrinya melahirkan anak pertama, ia tidak bisa mendampingi istrinya karena mendapat tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga Ia mempercayakan keluarganya mendampingi istri dan program JKN sebagai penjaminnya. Hal itu cukup membuat dia tenang meski jauh dari istri.
“Saya dan keluarga merasa aman karena sudah terdaftar dalam program JKN,” ungkapnya.
Editor : Arham Hamid
Artikel Terkait
