Pelestarian Kawasan Karst Rammang-Rammang, Ini yang Dilakukan Unhas dan Pemkab Maros

Mudrikan Nacong
Karts Rammang-Rammang Maros, Sulawesi Selatan yang eksotis. (Foto: Kemenparekraf)

MAROS, iNewsCelebes.id – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menggelar diskusi terbuka bertema “Navigasi Keberlanjutan dan Tantangan Environmental, Social, and Governance (ESG) di Kawasan Rammang-Rammang: Keseimbangan Partisipasi Masyarakat Lokal dan Konservasi Karst”, Rabu (14/5/2025).

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari kelompok riset Environmental Policy and Governance Research Group, salah satu Thematic Research Group (TRG) di lingkungan Unhas. 

Diskusi berlangsung mulai pukul 14.00 Wita di Aula Kantor Bupati Maros dan dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan pengelola kawasan wisata karst Rammang-Rammang.

Bupati Maros, Chaidir Syam, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif tersebut. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan akademisi menjadi kunci penting dalam upaya pelestarian kawasan.

"Rammang-Rammang merupakan salah satu destinasi unggulan dengan kekayaan geologi dan keanekaragaman hayati. Melalui diskusi bersama masyarakat, kami mengharapkan ada inovasi yang bisa kita gagas untuk menjaga dan melestarikan kawasan karst Rammang-Rammang,” ujar Chaidir Syam.


Unhas dan Pemkab Maros Diskusi bersama terkait Karst Rammang-Rammang. (Foto: Unhas)

Ketua tim peneliti, Sawedi Muhammad, menjelaskan bahwa kawasan karst Rammang-Rammang memiliki nilai penting secara arkeologis, kultural, dan ekologis.

"FGD ini sebagai wadah untuk menggali pandangan strategis dari berbagai pemangku kepentingan, guna memperkuat tata kelola kawasan berbasis partisipasi dan keberlanjutan. Pendekatan ESG dapat menjadi kerangka kerja strategis untuk menjaga keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan,” papar Sawedi.

Ia juga menekankan bahwa tekanan akibat peningkatan arus wisata dan pembangunan menuntut tata kelola yang adaptif dan kolaboratif.

Selama diskusi, para peserta yang terdiri dari warga dan pengelola kawasan turut menyampaikan masukan, mulai dari isu konservasi hingga partisipasi warga. Forum ini ditutup pukul 17.00 Wita dengan harapan lahirnya langkah nyata menuju tata kelola berkelanjutan.

Editor : Muhammad Nur

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network