PANGKEP, iNewsCelebes.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Siang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan menuai sorota beberapa pekan terakhir. Ragam keluhan masyarakat muncul terkait pasien yang diduga tidak mendapatkan pelayanan maksimal.
Ketua Komisi II DPRD Pangkep, H. Lutfi Hanafi, menanggapi isu pasien yang disebut-sebut diabaikan oleh pihak rumah sakit. Ia mengaku telah menegur langsung Direktur RSUD Batara Siang agar segera melakukan perbaikan pelayanan.
“Terhadap beberapa keluhan masyarakat soal pelayanan rumah sakit ini, kami sudah menegur langsung direktur rumah sakit agar pelayanannya ditingkatkan. Yang pertama, kami meminta agar para dokter selalu standby,” ujar Lutfi, Selasa (23/12/2025).
Menurut Lutfi, apabila dokter memiliki kepentingan lain, manajemen rumah sakit wajib menyiapkan dokter pengganti. Selain itu, ia menekankan agar rapat internal tidak dilakukan pada jam-jam padat pasien.
“Pada hari-hari tertentu, seperti hari Senin, ketika pasien membludak, jangan dilakukan rapat internal rumah sakit. Supaya pelayanan kepada pasien bisa maksimal,” tegasnya.
Lutfi juga menyinggung peristiwa pekan lalu, ketika terjadi lonjakan pasien di RSUD Batara Siang. Saat itu, kata dia, pelayanan tidak berjalan optimal karena para dokter tengah mengikuti rapat internal.
“Kenapa para dokter melakukan rapat internal? Karena adanya jasa tambahan pelaksanaan selama 10 bulan yang belum dibayar oleh pemerintah daerah. Tapi masa hanya persoalan satu bulan gaji, pelayanan kepada pasien diabaikan? Itu tidak benar,” kata Lutfi.
Ia menilai, jika persoalan keterlambatan pembayaran sudah berlangsung hingga tiga atau empat bulan, barulah wajar dilakukan protes. Namun, menurutnya, mengorbankan pelayanan kesehatan masyarakat bukanlah tindakan yang tepat.
Selain soal kehadiran dokter, Komisi II DPRD Pangkep juga menyoroti sikap dan tutur kata petugas medis dalam melayani pasien. Lutfi meminta pihak rumah sakit menjaga etika komunikasi agar tidak menyinggung perasaan pasien maupun keluarga.
“Saya juga menyoroti alat medis di rumah sakit ini. Memang masih ada yang belum lengkap, tetapi alat yang ada sekarang harus dimaksimalkan penggunaannya,” ujarnya.
Dari hasil wawancara Komisi II DPRD Pangkep dengan pihak RSUD Batara Siang terkait pasien bernama Asriadi, dijelaskan bahwa pasien tersebut telah mendapatkan penanganan dokter. Namun, pemeriksaan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh karena keterbatasan peralatan medis.
Upaya rujukan ke rumah sakit di Makassar juga disebut terkendala lantaran belum ada rumah sakit yang merespons atau bersedia menerima pasien tersebut.
“Kami Komisi II meminta kepada pihak RSUD Batara Siang untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien, termasuk menjaga tutur kata agar keluarga pasien tidak tersinggung. Kami juga meminta agar rapat internal tidak dilakukan pada jam-jam padat pasien,” tutup Lutfi.
Ia menegaskan, kejadian membludaknya pasien yang tidak terlayani pada hari Senin lalu terjadi karena manajemen rumah sakit menggelar rapat internal bersama para dokter terkait tuntutan pembayaran jasa yang belum dibayarkan selama satu bulan.
Isu ini mencuat setelah seorang warga bernama Asriadi dilaporkan meninggal dunia dan diduga tidak mendapatkan penanganan medis secara maksimal.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait
