PANGKEP, iNewsCelebes.id – Paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan kepada siswa SD Negeri 18 Tumampua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), menuai sorotan.
Pasalnya, seorang orang tua murid, Agus Salim (45), mengaku menemukan buah apel dengan kondisi tidak layak konsumsi dalam paket MBG yang diterima anaknya. Paket tersebut dibagikan di sekolah dan kemudian dibawa pulang ke rumah.
“Saat dibuka di rumah, saya kaget karena ada apel yang kondisinya sudah tidak layak dimakan,” ujar Agus, Selasa (30/12/2025).
Ia menjelaskan, dalam satu paket MBG terdapat tiga bungkus dengan menu berbeda. Dari ketiga bungkus tersebut, salah satunya berisi buah apel yang dinilai sudah tidak layak konsumsi.
Agus mempertanyakan penerapan standar operasional prosedur (SOP) di dapur MBG Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Pangkajene di Ambarala yang melayani wilayah Tumampua.
Menurutnya, SOP tersebut menyebutkan adanya sekitar 10 petugas yang bertanggung jawab melakukan penyortiran bahan pangan.
“Kalau SOP dijalankan dengan benar, seharusnya tidak ada buah seperti ini yang lolos,” katanya.
Ia menegaskan, temuan tersebut bukan kali pertama terjadi. Menurut Agus, kejadian serupa sudah dua kali dialami, sehingga menimbulkan kekhawatiran orang tua terhadap kualitas dan keamanan makanan yang dikonsumsi siswa.
Ia pun meminta agar pengawasan terhadap seluruh dapur MBG di Kabupaten Pangkep diperketat guna mencegah kejadian serupa terulang.
Respon SPPG Pangkajene 01
Menanggapi laporan tersebut, Kepala SPPG Pangkajene 01, Marathul Islam, memberikan klarifikasi. Ia memastikan bahwa apel yang dilaporkan tidak layak konsumsi tersebut bukan berasal dari distribusi SPPG.
“Terkait laporan orang tua siswa yang menemukan apel busuk atau tidak layak konsumsi, kami pastikan itu bukan dari apel SPPG kami. Seluruh bahan pangan telah melalui SOP dan proses penyortiran sebelum didistribusikan,” ujarnya.
Marathul menjelaskan, setiap bahan baku yang masuk ke SPPG telah melalui proses seleksi ketat. Meski demikian, ia mengakui adanya kemungkinan sangat kecil dari sisi pemasok.
“Kami tidak bisa memastikan dari supplier tidak ada satu atau dua yang lolos, tetapi kami tetap melakukan penyortiran ulang di tim kami,” jelasnya.
SPPG mencatat, pada 29 Desember lalu pihaknya mendistribusikan sekitar 3.607 paket MBG per hari dan melakukan distribusi rapel selama tiga hari dengan total hampir 11.000 paket.
Dari jumlah tersebut, hanya satu laporan terkait apel yang diduga tidak layak konsumsi. Dalam satu paket MBG terdapat tiga jenis buah, yakni apel, anggur, dan lengkeng, serta tambahan roti, susu, dan telur.
Marathul menegaskan, apel yang digunakan merupakan apel premium yang dibeli dalam kondisi tersegel, bukan apel curah dari pasar. Dalam pemeriksaan terakhir, pihaknya menemukan empat apel dengan kerusakan ringan dan langsung memisahkannya.
“Apel dengan kondisi seperti itu tidak mungkin masuk ke dalam paket yang kami distribusikan,” tegasnya.
Pihak SPPG berharap klarifikasi tersebut dapat meluruskan informasi di masyarakat sekaligus menegaskan komitmen mereka dalam menjaga kualitas dan keamanan pangan bagi siswa penerima manfaat program MBG.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait
