Menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga air, panas bumi, biomasa, angin dan surya, yang bersih dan ramah lingkungan, tetapi pemanfaatannya belum optimal karena biaya pembangkitan pembangkit listrik energi terbarukan masih relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkitan dengan energi konvensional seperti gas dan batubara.
Razak memberikan contoh, bahwa Indonesia dikaruniai potensi panas bumi yang cukup melimpah karena posisi geografisnya yang berada di daerah cincin api yang secara umum menyimpan potensi pemanfaatan panas bumi yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik. Indonesia saat ini baru memanfaatkan potensi energi panas bumi sebesar 4,2 persen, padahal menguasai 40 persen dari total potensi panas bumi dunia.
Secara global, Amerika Serikat (AS) saat ini telah menggunakan energi panas bumi sebesar 4.000 MW sehingga tercatat sebagai negara pengguna panas bumi terbesar. Setelah AS ada Filipina menduduki peringkat kedua dengan 1.100 MW.
Selain itu, tambahnya, potensi pemanfaatan panas bumi juga berpotensi menguntungkan secara finansial karena dapat menghemat subsidi listrik APBN yang dialokasikan untuk pengadaan bahan bakar berbasis fosil untuk pembangkitan listrik.
Editor : Nur Farida
Artikel Terkait