Abdul Salam menambahkan, bukan hanya dirinya yang mengalami kerugian seperti ini. Tapi ratusan pengusaha pertashop yang tersebar di Sulsel juga mengalami hal yang sama.
"Kendalanya sama. Kami hanya menjual BBM Non Subsidi, Pertamax. Sementara diluar sana kita liat, pertamini dan pengecer bak jamir di musim hujan. Jumlahnya semakin banyak. Pasti kami tidak bisa bersaing harga," sesal Abdul Salam.
Menurut Abdul Salam, penjualan di pertashop semakin menurun sejak disparitas harga pertamax dan pertalite. Terlebih kagi sejak pertamina menurunkan harga pertamax di angka 12.800 rupiah per liternya dari harga sebelumnya 13.550 rupiah per liternya. Sementara harga pertslite jauh lebih murah, 10.000 per liter. Sehingga konsumen yang menggunakan pertamax rame-rame beralih ke pertalite karena lebih murah.
Abdul Salam berharap, agar Pertamina sebagai partner bisnis dalam hal ini memberi solusi yang tepat. Seperti halnya mengijinkan pengusaha pertashop menjual BBM Bersubsidi, seperti pertalite. Sehingga usaha meraka tetap bisa bertahan dan eraup keuntungan.
Editor : Andi.M.Yusuf Aries