get app
inews
Aa Text
Read Next : Pasca Kampanye Akbar INIMI DIA, Beredar SMS Blast Berisi Kabar Bohong Terkait Transport dan Konsumsi

Rasisme “Putra Daerah”, Ancaman terhadap Tatanan Demokrasi di Sulawesi Selatan

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 19:00 WIB
header img
Pimikiran rasisme berlatar belakang etnis tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebab bisa merusak tatanan demokrasi - Foto : Istimewa/ Republika.co.id

Makassar, iNewsCelebes.id – Menjelang Pilgub Sulsel, muncul anggapan kontroversial bahwa hanya putra daerah yang berhak memimpin provinsi ini. Pandangan ini, yang dipicu oleh sentimen rasisme, berpotensi merusak tatanan demokrasi.

Pemikiran tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi inklusif yang menekankan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang etnis, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam proses kepemimpinan.

Menerima pandangan ini bisa membatasi peluang dan merusak keragaman ide yang esensial bagi kemajuan masyarakat. Untuk menjaga integritas demokrasi, penting untuk menilai calon pemimpin berdasarkan kualifikasi dan visi mereka, bukan latar belakang etnis.

Menyikapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, Ibnu Hajar, mengatakan, pluralisme adalah tiang tonggak demokrasi yg harus berdiri tegak, menilai sosok pimpinan dengan parameter latar belakang etnis sama halnya kita melemahkan sendi demokrasi.

“Saat ini banyak anggapan bahwa hanya putra daerah yang bisa memimpin Sulsel. Padahal sejarah mencatat ada juga putra daerah yang tidak mampu memimpin daerahnya. Malah dipenjara karena korupsi. Marilah berpikir positif, Indonesia dibingkai dengan pondasi bhineka tunggal ika. Jangan berpikir rasis, itu bentuk kejahatan dalam berdemokrasi,” Ungkap Ibnu Hajar saat dihubungi iNewsCelebes.id via chat WhastUp.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Relawan Perubahan Sulsel (RPS), Asri Tadda. Kepada iNewsCelebes.id Asri menegaskan bahwa rasisme berlatar berlakang etnis atau ‘hanya putra daerah’  adalah tindakan keji untuk meraih simpati dengan cara yang tidak benar.

“Kita ini hidup dalam bingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan beri ruang pada mereka yang masih berpikir kolot seperti itu. Jangan bawa-bawa isu rasisme untuk menjatuhkan figur yang hendak maju di Pilgub Sulsel, itu lucu kedengarannya. Sebab sejatinya pempimpin dikatakan layak jika memiliki rekam jejak yang bagus saat memimpin. Bukan dari mana dia berasal,” tegas Asri Tadda.

Editor : Andi.M.Yusuf Aries

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut