Kumuh dan Bau Menyengat, Sampah di Pangkep Menumpuk Tak Kunjung Diangkut Petugas Kebersihan

DLH Pangkep Singgung Anggaran
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pangkep, Akbar Yunus, mengakui penumpukan sampah ini terjadi akibat kendala anggaran operasional yang belum cair sejak September 2025.
“Sejak September ini anggaran operasional kami sudah nihil. Kami sudah sampaikan ke pimpinan, karena faktor utamanya keterlambatan input anggaran perubahan. Insya Allah kalau minggu ini cair, pengangkutan sampah bisa kembali normal,” jelasnya, Jumat (19/9/2025).
Akbar mengungkapkan, saat ini DLH hanya memiliki 15 armada aktif yang harus melayani ratusan titik pengangkutan sampah di seluruh Pangkep. Dengan keterbatasan BBM dan biaya operasional, armada hanya mampu beroperasi satu kali dalam sehari.
“Seharusnya pengangkutan bisa dilakukan lebih dari satu kali, tapi karena keterbatasan BBM dan biaya, kami hanya bisa sekali sehari. Itu pun tidak semua titik terlayani,” tambahnya.
Terkait retribusi, Akbar menjelaskan bahwa kenaikan tarif dari Rp5.000 menjadi Rp7.500 sudah diatur dalam Perda Nomor 1 tentang retribusi dan jasa. Namun, ia menegaskan persoalan utama bukan pada iuran masyarakat, melainkan keterlambatan anggaran dan keterbatasan operasional.
Ia memastikan, ke depan pengelolaan sampah akan menjadi prioritas dalam rencana pembangunan daerah, sehingga kasus penumpukan sampah tidak lagi terjadi.
Editor : Muhammad Nur