get app
inews
Aa Text
Read Next : Puluhan Hektare Hutan Lindung Gowa Gundul, Tim Gabungan Gerebek Lokasi Temukan Jejak Excavator

Miris, Sekolah Kelas Jauh di Gowa Berdinding Bambu, Puluhan Murid Hanya Diasuh Satu Guru Honorer

Senin, 15 Desember 2025 | 14:00 WIB
header img
Sekolah Kelas Jauh di Gowa Berdinding Bambu, Puluhan Murid Hanya Diasuh Satu Guru Honorer. Foto: Nirwan

GOWA, iNewsCelebes.id – Kondisi memprihatinkan dunia pendidikan masih ditemukan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Puluhan murid sekolah dasar harus belajar di ruang kelas berdinding anyaman bambu dan tripleks, beralaskan tanah, serta hanya dibimbing oleh satu orang guru honorer.

Sekolah tersebut merupakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas jauh yang berada di Kelurahan Cikoro, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Lokasinya berjarak sekitar lima kilometer dari sekolah induk, sehingga keterbatasan sarana dan prasarana tak terelakkan dalam proses belajar-mengajar.

Satu-satunya tenaga pengajar di sekolah tersebut diketahui bernama Mansyur (58). Ia mengatakan, keterbatasan ruang kelas membuat beberapa tingkat terpaksa digabung.

“Ada empat puluh lebih siswa, sementara ruang kelas hanya tiga. Jadi kelas satu dan dua digabung, kelas tiga dan empat digabung, dan seterusnya,” ujar Mansyur kepada wartawan.

Madrasah ini diketahui berdiri sejak 2010 di atas tanah wakaf. Seluruh bangunan sekolah dibuat secara swadaya oleh masyarakat, menggunakan material seadanya seperti kayu, seng bekas, dan anyaman bambu.

“Dulu anak-anak belajar di kolong rumah karena sekolah induk jauh, sekitar lima kilometer. Lima belas tahun lalu akhirnya dibangun kelas jauh ini, itu pun hasil gotong royong warga,” tuturnya.

Mansyur berstatus sebagai guru honorer dan mengajar seluruh mata pelajaran untuk enam tingkat kelas seorang diri.

Ia hanya menerima honor sebesar Rp250.000 per bulan yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Dalam aktivitas belajar, ia terkadang dibantu mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

“Tenaga pengajar cuma saya sendiri. Kadang dibantu mahasiswa KKN. Gaji Rp250 ribu per bulan dan dibayar tiap tiga bulan,” jelasnya.

Kondisi tersebut menuai keprihatinan dari pemerhati sosial setempat. Muthaharah berharap pemerintah daerah maupun instansi terkait dapat memberikan perhatian dan dukungan nyata terhadap sekolah tersebut.

“Kami berharap pemerintah turun tangan membangun sekolah ini. Meskipun ini kelas jauh dan sekolah swasta, bagaimanapun ini adalah sarana pendidikan yang harus didukung,” harap Muthaharah.

Warga setempat berharap keterbatasan fasilitas dan tenaga pengajar tidak lagi menjadi penghalang bagi anak-anak di pelosok Gowa untuk mengenyam pendidikan yang layak, aman, dan bermartabat.

 

Editor : Muhammad Nur

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut