get app
inews
Aa Text
Read Next : Media Gathering & Pengelolaan Hubungan Media Massa di Pilkada Bone

Prof Muslimin Machmud: Bahasa Melayu Indonesia Berpeluang Menjadi Bahasa Internasional

Rabu, 25 Mei 2022 | 14:14 WIB
header img
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universotas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Muslimin Machmud saat menjadi pembicara di Kuala Lumpur, Selasa (24/5/2022).

Ada 50 negara di dunia yang secara spesifik sudah mempelajari Bahasa Melayu, Bahkan untuk mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia yang berakar pada bahasa Melayu, Indonesia sudah melakukan berbagai strategi untuk memasyarakatkan bahasa melayu atau Bahasa Indonesia.

Salah satunya dengan mengirim guru-guru untuk mengajar Bahasa Indonesia di sejumlah negara. “Kampus kami (UMM), bahkan menyediakan 200 beasiswa untuk mahasiswa Thailand, Filipina Selatan dan negara-negata untuk datang ke UMM belajar Bahasa Indonesia, dengan syarat mahasiswa asing tersebut harus menulis dan mengikuti perkuliahan dengan menggunakan Bahasa Indonesia,”tambahnya.

Sebagai sebuah suku, Melayu di Indonesia jumlahnya memang tidak banyak. Pengguna bahasa Melayu murni jika dilihat berdasar suku hanya sebanyak 17 juta orang namun ini bukan menjadi halangan.

Sebab dalam banyak terminologi umum, bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia memiliki kesamaan karena memiliki akar yang sama. Hanya dalam beberapa terminologi khusus saja yang sedikit berbeda. Tak hanya pada penggunaan bahasa Melayu di Indonesia, masing-masing negara di Asia Tenggara juga memiliki perbedaan dalam pemahaman istilah dalam rumpun bahasa Melayu yang digunakan.

Oleh karena itu, dalam forum tersebut, Muslimin menyajikan sejumlah solusi kepada semua pihak jika berkeinginan menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa internasional. Ia menyebutkan harus ada tim taskforce perwakilan masing-masing negara untuk menyamakan persepsi bahwa perbedaan istilah atau terminologi dalam bahasa Melayu masing-masing negara bukanlah sebuah permasalahan.

“Sehingga jika ada forum antarbangsa, biarkan saja masing-masing kepala negara menggunakan bahasa Melayu sesuai dengan dialek, intonasi atau kebiasaan yang dilakukan. Ini akan memudahkan penyamaan persepsi,” umgkapnya.

Dia juga menyarankan kalangan milenial tidak membuat polemik di dunia maya terkait perbedaan terminologi dalam bahasa Melayu, apalagi memasukkan ego politik dalam polemik tersebut. Bahasa Melayu bisa menjadi bahasa antarbangsa jika semua pemangku kepentingan dapat menerima dan memaklumi perbedaan yang ada.

Editor : Nur Farida

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut