MAKASSAR, iNewsCelebes.id – Pelaku penjarahan mesin ATM Bank Sulselbar di Gedung DPRD Kota Makassar kembali bertambah dari 4 orang menjadi 10 tersangka. Ironisnya dari Rp320 juta yang digasak kini tersisa Rp.32 juta
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan, pengejaran terhadap pelaku terus dilakukan setelah pihaknya mengidentifikasi ada sekitar 20 orang terlibat dalam kasus penjarahan ini. Hasil kejahatan pelaku dikatakan telah dibagi rata.
“Kemarin saya sampaikan bahwa uangnya ada Rp320 juta, dilakukan oleh 20 orang dibagi-bagi, semua mereka mendapat sekitar Rp15 sapai 20 juta,” kata Arya dalam keterangan persnya, Selasa (16/09/2025).
Tak hanya itu, uang tersebut tidak disimpan, melainkan segera dibelanjakan. Ada yang membeli laptop, sepatu, radiator kendaraan, bahkan dipakai untuk melunasi cicilan motor.
“Dan ada yang digunakan untuk beli laptop, beli sepatu, beli radiator, lalu beli melunasi cicilan motor,” ucapnya.
Barang-barang hasil belanja itulah yang kini diamankan polisi sebagai barang bukti. Menurut Arya, semua barang tersebut terbukti dibeli dari hasil pencurian mesin ATM Bank Sulselbar.
“Jadi ini adalah barang-barang yang didapatkan dengan menggunakan uang hasil curian dari ATM Bank Sulselbar yang ada di DPRD Kota,” jelasnya.
Arya bilang, saat melakukan pencurian, pelaku mengangkut mesin tersebut bajaj.
Penjarahan itu bukan tindakan spontan, melainkan sudah direncanakan. Para pelaku datang dengan persiapan matang dan membawa perlengkapan khusus.
“Nah ini dapat kami jelaskan begini, pada saat pelaku-pelaku ini mendatangi DPRD Kota, mereka pertama ya, tadi bahasanya ini bukan demonstrasi, tapi ini adalah pelaku kerusuhan, pelaku penjaraan, dan mereka semua ini pelaku kejahatan,” tegasnya.
Ia menyebutkan, saat tiba di DPRD, para pelaku tidak lagi berstatus demonstran. Mereka tidak membawa spanduk atau tuntutan, melainkan perlengkapan pembongkaran seperti gurinda, genset kecil, dan linggis.
“Jadi yang mereka lakukan pada saat datang tidak lagi berunjuk rasa. Tidak ada sepanduk, tidak ada tuntutan, tetapi mereka sudah membawa alat. Alat yang digunakan itu adalah gurinda. Jadi mereka datang bawa gurinda, bawa genset kecil untuk melakukan pembongkaran ATM, termasuk linggis,” ungkap Arya.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait