MAKASSAR, iNewsCelebes.id – Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Hasanuddin membuka pelaksanaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 yang digelar pada 3–5 Desember 2025 di Jalan Kandea, Kota Makassar.
Tahun ini mengangkat tema tambahan “Cek Gigi dan Gusi – Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet.” dan menghadirkan rangkaian layanan kesehatan serta edukasi bagi masyarakat.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa, menekankan bahwa inovasi digital menjadi kunci pemerataan layanan kesehatan gigi di Indonesia.
“Dengan kecanggihan teknologi digital, kita bisa memperluas akses layanan kesehatan gigi sampai ke pelosok desa bahkan pegunungan. Ini hal yang dulu mungkin sulit dibayangkan,” ujarnya.
Menurutnya, digitalisasi dan kecerdasan buatan kini mampu meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas pelayanan kesehatan. Pemerataan akses internet juga memudahkan edukasi dan pemantauan kesehatan gigi masyarakat.
“Pelayanan kesehatan berbasis digital memungkinkan kita menjangkau populasi yang lebih luas. Pemerataan akses internet sangat mendukung program ini,” tambahnya.
Rektor juga mengapresiasi kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk industri dan instansi pemerintah, serta dukungan mitra strategis dari TNI Angkatan Laut. Ia menegaskan setiap program di Fakultas Kedokteran Gigi Unhas harus selaras dengan penguatan SDM untuk menghasilkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Kegiatan BKGN 2025 menyediakan layanan pemeriksaan gigi, perawatan dasar, edukasi kesehatan mulut, hingga konsultasi profesional. Program ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dan gusi sejak dini.
Pada saat yang sama, BKGN 2025 juga dilaksanakan secara nasional melalui kolaborasi Unilever Indonesia, PDGI, AFDOKGI, dan ARSGMPI, yang memasuki tahun ke-16 penyelenggaraan.
Dekan FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto, menjelaskan bahwa tahun ini BKGN memberi perhatian besar pada penyakit gusi, yang menjadi masalah terbesar kedua setelah gigi berlubang.
“Penyakit gusi sering disebut ‘silent killer’ karena gejalanya samar dan tidak menimbulkan rasa sakit pada tahap awal,” jelasnya.
Ia menegaskan penyakit gusi bisa berkembang menjadi periodontitis yang merusak tulang dan jaringan pendukung gigi, bahkan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga gangguan kehamilan.
Sebanyak 55 PDGI cabang juga menggelar edukasi ke sekolah-sekolah, termasuk daerah terpencil seperti Jeneponto dan Luwu Timur, hingga Papua.
Target 750 Pasien di Makassar
Direktur RSGMP Unhas, dr. Andi Tajrin, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun terakhir terdapat 3.041 kasus keluhan gusi yang ditangani pihak rumah sakit, mayoritas dalam kondisi cukup parah.
“Di BKGN 2025, kami menargetkan memberikan manfaat kepada 750 pasien dan edukasi kepada 2.000 siswa serta santri,” ujarnya.
Tim RSGMP Unhas menekankan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, rutin membersihkan karang gigi, dan memeriksakan kondisi mulut minimal enam bulan sekali.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait
