Ternyata cara ini belum cocok. Kurang adil, kata tamu lainnya, karena Hamdan Juhannis –Rektor UIN Alauddin, Makassar-- adalah profesor dan tamu yang pertama tiba di lokasi. ‘’Kalau begitu saya dapat jatah dua kali,’’ kata Prof Hamdan, sambil tertawa.
Para profesor dan doktor kemudian mengusul agar syaratannya diubah supaya adil. Maklum Profesor Dr Muin Fahmal yang ikut di mobil Kahar Gani tiba terakhir. Padahal, Prof Muin dianggap senior.
‘’Berarti Prof Muin dapat ukuran kecil karena yang besar sudah habis dibagi,’’ goda Prof Hamdan sambil mundur ke belakang, seolah ingin bersembunyi dari pandangan Prof Muin.
Suasana menjadi ramai karena goyun-guyonan ala profesor. Mereka saling menimpali, mirip saat diskusi dalam forum. ‘’Untuk Prof Hamdan, yang kita nilai hanya satu, yakni pertama tiba di lokasi. Profesornya kita anggap guru kecil,’’ usul Dr Ir Sudiman Numba sambil tertawa.
Kalau begitu, tambah dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang biasa disapa Cudi, di sini berlaku juga doktor besar, doktor kecil dan doktor senior, . Yang lain menimpali, sekalian saja dipilah lagi menjadi profesor senior dan profesor junior.
Editor : Nur Farida