Selain di Bone, timnya juga menemukan nisan Aceh di kompleks makam Raja Tallo. Raja Tallo dan permaisurinya juga memakai Nisan Aceh, Jeneponto, Maros Belang-belang begitupun yang ada di Pangkep hanya Somba Labakkang yang memilikinya.
" Yang jelasnya ini nisan sangat langka, sangat mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang bangsawan yang tinggi saja dan yang memiliki pengaruh yang sangat kuat, "jelasnya.
Sementara itu, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Makmur menambahkan, jika makam yang digunakan Somba Labakkang adalah nisan tipe C yang hanya digunakan para bangsawan tinggi pada saat awal-awal memeluk agama islam.
"Bukan hanya tipe C, tipe A, tipe K tapi ini memiliki nilai penting, misal dalam posisi politik dan ini sangat penting di masa lampau karena terbukti menggunakan nisan Aceh langka ini, " ujarnya.
Dia menyebut, apa yang ditemukan tim sebagai bukti arkeologi Cagar budaya di Pangkep.
"Saya pikir itu bisa kita lihat sebagai bukti arkeologi hari ini, bagaimana penggunaan nisan Aceh terhadap makam Somba Labakkang, " jelasnya.
Dosen Arkeologi Unhas sekaligus peneliti dari BRIN, Dr Hasanuddin juga membenarkan kalau tipe C pada Makam Somba Labakkang sangat langka.
Dia menguraikan bagaimana hubungan Aceh dan Sulawesi di masa lampau.
"Tipe Nisan C seperti ini sudah ada pada abad ke 17 dan ini sekaligus memberikan bukti kepada kita, bahwa ada hubungan antara Aceh dan Sulawesi, " jelasnya.
Editor : Muhammad Nur
Artikel Terkait