Tuntut Ganti Rugi, Warga Gowa Geruduk Lokasi Proyek Bendungan jenelata

BPN Bentuk Dua Satgas
Sementara itu, Kepala Seksi Survei dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional (BPN) selaku Ketua P2T, Dedi Rahmat Sukarya mengatakan, dalam struktur panitia, BPN membentuk dua satuan tugas (Satgas): Satgas A yang menangani pengumpulan data fisik lahan, dan Satgas B yang memverifikasi dokumen kepemilikan.
Dedi Rahmat Sukarya, yang juga Ketua Satgas A, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 256 bidang tanah yang terukur. Jumlah ini lebih banyak dari target tahap keempat yang diminta BBWS.
“Di Moncong Loe ada 120 bidang, Tanakaraeng 30 bidang, Pattallikang 88 bidang, dan Bissoloro 26 bidang,” jelas Dedi, jum'at (03/10/2025)
Dari jumlah itu, BPN telah mengumumkan 150 bidang pada September lalu, sementara 95 bidang lainnya masih dalam proses.
Namun, BPN mengakui masih ada kendala, seperti tanah yang diklaim PTPN 14 dan lahan yang masuk kawasan hutan berdasarkan SK 362/2019 dan SK 434/2009. Untuk itu, BPN akan menggelar rapat pendampingan dalam forum yang berisikan stakeholder tekait,termasuk aparat penegak hukum.
“Sebagian daftar nominatif dan peta bidang tanah yang sudah clean and clear telah kami serahkan ke BBWS untuk ditindaklanjuti oleh appraisal,” tegasnya.
Adapun rinciannya, di Moncong Loe ada 77 bidang yang datanya sudah diserahkan ke BBWS. Di Pattallikang, 29 bidang sudah diumumkan, tetapi masih menunggu administrasi sebelum diserahkan. Sementara di Bissoloro, 26 bidang masih dalam persiapan pengumuman.
Panitia pelaksana pengadaan tanah berharap koordinasi antar-lembaga dan masyarakat bisa semakin ditingkatkan agar proyek strategis nasional ini berjalan lancar dan baik sesuai ketentuan.
“Harapan kami, proyek Bendungan Je’nelata bisa terlaksana dengan baik sesuai aturan, karena manfaatnya akan sangat besar bagi masyarakat luas,” pungkas Dedi Rahmat Sukarya yang baru dua bulan menjabat sebagai Ketua Satgas A.
Editor : Muhammad Nur